Mohon tunggu...
Rumono Rumono
Rumono Rumono Mohon Tunggu... Guru - Guru

GTK di SMPN 1 Puhpelem Kab.Wonogiri, hobi menulis, menggambar, menyanyi dan bermain musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengoptimalkan Pengelolaan Kinerja Guru melalui PMM dan Integrasi Sistem Unit Kinerja BKN

23 Januari 2024   20:40 Diperbarui: 24 Januari 2024   07:53 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era transformasi digital, sektor pendidikan turut melangkah maju dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kinerja guru. Dilansir dari  Youtube Ditjen GTK Kemendikbud, salah satu inovasi yang menjadi sorotan Topik adalahTtemu Ismail, M.Si, Sekjen GTK, yang membahas fitur pengelolaan kinerja guru tanpa disibukkan oleh bukti fisik. Ini terwujud melalui terintegrasinya PMM (Penguatan Manajemen Mutu) dengan sistem unit kinerja BKN (Badan Kepegawaian Negara).

PMM (Platform Merdeka Mengajar) Terintegrasi dengan Sistem Unit Kinerja BKN:

Salah satu poin penting yang disoroti dalam Temu Ismail adalah integritas PMM dengan sistem unit kinerja BKN. Guru dan kepala sekolah kini lebih mudah dalam merencanakan Rencana Hasil Kerja (RHK) tanpa harus terjebak dalam pembuktian fisik yang rumit. Integrasi ini memberikan kemudahan dalam memonitor dan menilai kinerja guru, sehingga proses evaluasi dapat berjalan lebih efisien.

Pentingnya Merencanakan Rencana Hasil Kerja:

Nara sumber dalam acara tersebut,Buki  yang merupakan bagian dari Tim Pengembang Ditjen GTK Kemendikbud, menegaskan bahwa PMM dan integrasi dengan sistem unit kinerja BKN memungkinkan guru untuk fokus pada perencanaan Rencana Hasil Kerja. Guru tidak lagi disibukkan dengan tumpukan bukti fisik, melainkan dapat lebih mendalam merancang langkah-langkah konkret untuk mencapai hasil yang diharapkan.

Selama ini, ada miskonsepsi di kalangan guru yang mengejar sertifikat pelatihan sebagai indikator utama kinerja. Namun, paradigma ini mulai bergeser dengan adanya sistem baru. Guru hanya perlu menyelesaikan minimal 32 poin dalam satu semester, dan jika mencapai 33 poin atau lebih, mereka sudah di atas ekspektasi. Hal ini memberikan keleluasaan bagi guru untuk fokus pada substansi pembelajaran dan pengembangan diri tanpa terbebani target yang terlalu tinggi.

Pentingnya Diskusi Bawahan dengan Atasan:

Buki juga memamparkan pentingnya diskusi antara bawahan dengan atasan dalam mendapatkan hasil yang diharapkan sesuai dengan pengelolaan kinerja. Dalam kerangka ini, raport mutu menjadi titik awal untuk mengelola dan meningkatkan hasil yang diinginkan. Guru tidak hanya melihat raport mutu sebagai penilaian, tetapi juga sebagai alat untuk merefleksi dan memahami kekurangan dan merencanakan strategi perbaikan.

Platform guru.Id. melalui Merdeka Mengajar menjadi sarana penting dalam memudahkan akses guru terhadap informasi terkait pengelolaan kinerja. Dengan demikian, guru dapat dengan lebih mudah memantau pencapaian poin, mengakses materi pelatihan, dan berkomunikasi dengan sesama guru.

Kesimpulan:

Melalui Webinar, tergambar gambaran jelas tentang upaya pemerintah dalam mengoptimalkan pengelolaan kinerja guru. Integrasi PMM dengan sistem unit kinerja BKN membawa dampak positif dalam efisiensi dan efektivitas evaluasi kinerja. Pentingnya diskusi terbuka antara bawahan dan atasan, serta perubahan paradigma terkait sertifikat pelatihan, menjadikan langkah-langkah ini sebagai fondasi yang kokoh untuk peningkatan mutu pendidikan di masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun