Mohon tunggu...
Rumondang Ernawati Sitohang
Rumondang Ernawati Sitohang Mohon Tunggu... Guru - Proud Mom. Bahagia itu jika masih bisa traveling, menulis dan bernyanyi

Seorang pendidik, blogger.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menyasar Vaksinasi Anak Usia 6-11 Tahun dengan Cara yang Kurang Tepat

20 Januari 2022   21:49 Diperbarui: 20 Januari 2022   22:14 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada hal yang mengusik hati saya saat menonton tayangan di televisi. Program vaksinasi anak yang begitu antusias diikuti oleh anak usia 6-11 tahun. Apa  yang mengusik itu? Pemberian reward bagi anak yang divaksin dengan cara memberikan uang pecahan Rp.100.000 dalam amplop. 

Antusiasme anak-anak dalam mengikuti program vaksin patut diacungi jempol. Namun haruskah anak diberi reward uang Rp.100.000? Dari kacamata seorang pendidik, menurut saya hal ini kurang tepat. Saya tidak mampu membayangkan jika si anak (yang saat itu menerima uang) memaksakan kehendak pada orang tua. 

Kehendak untuk dapat memakai uang tersebut sesuai dengan keinginannya. Dan saat orang tua tidak memberikan, maka dengan lantang anak berkata,"Pokoknya untuk vaksin ke-2 aku nggak mau lagi, karena uangnya langsung diambil Mama". Nah loh.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menyukseskan gebyar vaksinasi anak. Bisa dengan mensosialisasikan kepada orang tua. Memberikan pemahaman dan kesadaran bahwa vaksin dapat menambah kekebalan tubuh. 

Semisal orang tua harus diberi reward, berikan dalam bentuk barang-barang kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng (apalagi harga minyak goreng masih mahal) dan lain sebagainya. Hem, saya harus bangga pada anak saya. Tidak perlu mendapat bingkisan agar mau divaksin. Sebab sebagai warga negara yang baik, apa yang menjadi kebijakan pemerintah haruslah kita dukung.

Nah bagaimana dengan anak? Apakah ada cara untuk membuat mereka antusias untuk divaksin? Ya, kalaupun harus diberi hadiah, berikanlah berupa barang yang produktif bagi anak.

Misal, kebutuhan sekolah seperti buku dan peralatan sekolah, susu dan makanan untuk meningkatkan gizi. Selain bermanfaat untuk anak, geliat ekonomi pun akan semakin terlihat. Semoga untuk vaksinasi berikutnya, sudah terbentuk kesadaran pada anak agar tidak takut dan semangat mengikuti vaksinasi. Salam sehat.

Kota Industri, 20 Januari 2022 (21.30 WIB)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun