Mohon tunggu...
Embie Cnoer
Embie Cnoer Mohon Tunggu... -

Anggota Lab Taeter Kecil Arifin C Noer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kalah Menang dan Untung

8 Maret 2015   20:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:58 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kalah Menang dan Untung

Tentu saja dia yang akan memang. Pasti! Coba saja bayangkanya. Posisinya sekarang di atas angin sekaligus juga di bawah angin. Artinya dia mengapung. Artinya lagi, dia bisa bergerak ke mana dia suka. Nah. Dalam posisi bebas arah semacam itu, tentu saja siapa pun bisa bergerak melesat dengan cepat ke mana pun kita suka. Soal benar dan salah itu tidak lagi jadi urusan penting di sini. Lagi pula soal benar dan salah itu hanya soal urusan makalah saja. Karena itu tak ada alasan untuk meragukan kalau dia pasti menang!

Sebenarnya memang pada dasarnya dia tidak butuh kemenangan karena yang dia butuhkan adalah keuntungan. Sesuai dengan jiwanya sebagai pedagang; keuntungan. Baginya keuntungan, terutama keuntungan uang, sekalipun cuma seribu rupiah, itu sama dengan kemenangan - 'seribu rupiah' adalah sesuatu yang sangat bernilai karena ia sama dengan secercah harapan menuju suatu kemenangan.

Keuntungan, khususnya keuntungan uang, adalah sesuatu yang sakral dalam tradisi keluarganya. Uang dalam keluarganya dihayati sebagai kunci yang nyata untuk mendapatkan kebahagian sorga. Baik sorga dunia atau pun sorga di luar dunia. Karena itu di keluarganya berlaku aturan untuk seluruh anak cucu dan menantu; profesi boleh apa saja yang penting adalah dapat menghasilkan uang. Jumlah tak jadi soal karena bagi mereka berlaku filosofi, sedikit jika dikumpulkan akan menjadi banyak dan banyak adalah sedikit yang bertubi-tubi. Dan kekayaan bukan untuk dinikmati melainkan untuk disimpan dan dikembangkan sebesar-besarnya karena menikmati kekayaan sama dengan mendekati gerbang kehancuran. Sorga untuk dimiliki bukan untuk dinikmati.

Hal itulah yang membuat perlawanannya nampak tanpa beban. Enteng. Sedang lawannya, menghadapi dengan jurus blingsatan lantaran energinya tercerai-berai oleh nafsu keinginan yang meledak-ledak untuk mendapatkan kemenangan semu, kemenangan yang tidak terpusat pada sesuatu yang bersifat hakiki. Campur aduk antara keinginan mendapatkan uang, harga diri, kesaktian dan popularitas. Itulah pangkal dari banyak kekalahan dalam pertempuran di jaman sekarang. Kalau mau untung, jangan terlalu banyak mau. Pusatnya kemauan pada satu titik, yaitu; uang. Karena dari uang segalanya akan dapat diwujudkan termasuk memperbanyak uang.

Nah, sudah jelas bukan. Dia pasti menang karena dia, atau tepatnya mereka, sudah lama dalam posisi pemegang keuntungan uang di segala bidang. Karena itu jangan bermimpi untuk menang melawan dia. Dan ingat, sekalipun nanti terjadi dia sampai dinyatakan kalah, ingat baik-baik, cermati, sesungguhnya yang terjadi bukanlah kekalahan akan tetapi suatu kondisi tertentu. Berupa pertimbangan akan diraihnya keuntungan yang besar, yang dihasilkan diperoleh dengan cara memberikan kesan-kesan umum yang sering dianggap oleh awam sebagai kemenangan. Ini sulit dijelaskan secara singkat di sini karena ini adalah ilmu tua, salah satunya adalah ilmu memenangkan pertarungan dengan tenaga lawan.

ecn@2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun