Mohon tunggu...
Ruminto
Ruminto Mohon Tunggu... Guru - Back to Nature

Senang membaca dan menulis, menikmati musik pop sweet, nonton film atau drama yang humanistik dan film dokumenter dan senang menikmati alam.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Serumpun Bambu

14 November 2024   00:45 Diperbarui: 14 November 2024   01:08 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumpun bamboo itu sendiri sudah nampak artistic. Tidak percaya ? Coba kalian tomton aksi laga dalam film crouching tiger hidden daragon. Disitu ada " tarian duel " diatas rumpun bambu dengan sangat Indah.

Bambu, boleh dibilang tumbuhan liar. Artinya, tidak ditanam atau dibudidayakan. Tumbuh sendiri. Dan umbuhnya bisa dimana saja, suka-suka. Sehingga tidak aneh pula bila sebuah rumpun bambu bisa dimiliki secara kolektif, sebab tumbuhnya dibatas pekarangan, terlebih lagi bila dipojokan, satu rumpun babu bisa jadi milik empat orang.

    Terlepas dari hal itu, bambu sangat dekat dengan kehdupan sehari-hari manusia bagi kebanyakan orang. Banyak peran yang dipegang oleh tumbuhan yang satu ini. Mulai dari yang sangat fital, misalnya bangunan rumah tinggal, sampai yang bersfat receh-receh misalnya mainan anak=anak. Untuk itu yuk, kita kenalan dengan macam-macam jenis bambu.  Untuk itu mau tidak mau kita harus masuk ke salah satu budaya lokal. Dalam hal imi penulis berpijak pada budaya jawa. Orang jawa menyebut bambu itu dengan nama " pring "

Pring tali ; semrawut ?!

Kenapa dinamakan pring tali ? Mungkin karena secara sederhana, pring ini banyak digunakan sebagai tali dalam kehidupan sehari-hari. Dan jenis pring ini juga gampang dijumpai. Persebarannya juga masif sekali. Bahkan ada yang membentuk jalur bambu hingga lintas daerah,

Pring tali ini, batangnya tidak besar-besar sekali, bahkan banyak yang langsing-langsing, tingginya atau panjang berkisar antara lima belas meter sampai dua puluhan. Ketika baru tumbuh, menjulang keatas, tapi setelah dewasa atau tua, umumnya " doyong "miring bahkan rumpun yang tepian banyak yang hamptr menyentuh tanah.

Rumpun pring tali ini tumbuhnya boleh dibilang semrawut,mengarah kesegala arah. Bagian pangkal juga banyak ranting-ranting diruasnya. Dan setiap ruas selalu ada kelopaknya. Dan yang tidak tertutup kelopak, ada banyak " lugut " nya yang menyebabkan gatal-gatal bila tersentuh. Rumpun pring tali ini boleh dikata tumbuhnya sangat agresif mengekspansi lahan sekitarnya, makanya kadang mereka diberangus sampai keakar-akarnya. Tapi kelebihan pring tali ini banyak kegunaannya.

Pring wulung; vernis alami

Rumpun pring wulung, koloninya tidak banyak, makanya rumpunya juga tidak jumbo.  Batang bambunya cenderung lebih besar besar disbanding pring tali. Tumbuhnya juga lebih tegak katas, kalaupun doyong, tidak doyong-doyong amat. Yang menarik dari pring wulung inni adalah warnanya yang wulung, yaitu perpaduan antara hijuau, ungu dan coklat serta sapuan vernis alami sehingga nampak berkilat. Makanya pring ini banyak dibuat furniture atau dinding hias. Kelebihan dari pring wulung lainnya adalah tunas mudanya bisa dikonsumsi, itu yang dinamakan rebung.

Pring Apus ; glowing Abis

Mungkin ada yang menyebutnya pring legi atau pring ampel. Sama seperti pring wulung, rumpunnya tidak berkoloni banyak. Makanya keberadaannya sangat eklusif. Warnanya hijau glowing banget. Ruasya boleh dibilang pendek-pendek. Tidak bisa dibuat anyaman, karena batang bambunya yang bergabus

Pringgondani ; negerinya Gatotkaca

Ini satu-satunya nama pring yang menyatu langsung antara " subyek dan pridikatnya " . dalam dunia pewayangan ada tokoh kesatria yang " sekti mandarguna " biasa disebut dengan " otot kawat balung wesi " yaitu Raden Gatotkaca. Tempat tinggalnya adalah di Pringgondani. Dan itu kini dijadikan nama salah satu dari jenis bamboo. Seperti apa sih bambunya ?

Ternyata bambunya kecil-kecil sekali. Rumpun ini memiliki koloni yang banyak dan padat.Oleh karena itu bambu jenis ini dijadikan pagar tepi jalan. Ia sering tumbuh bareng dengan tanaman pagar lainnya.

Pring Betung; si jumbo

Ini pring jumbo, batangnya besar. Tumbuh tegak lurus menjulang tinggi kayaj pohon pinang. Rumpun ini koloninya tidak banyak. Makanya pring betung ini anat ccocok untuk bahan bagian kerangka rumah dan menurut orang yang pernah pakai, sangat awet tidak gampang lapuk. Ini tergolong pring langka juga, tapi masih bisa ditemukan.

Tinggal Nama ?

Ada beberapa jenis pring yang serasa hanya tinggal nama saja, karena sudah sangat suli untuk ditemukan keberadaanya itu disekitar pemukiman. Ini yang penulis rasakan Mungkin masih bisa ditemukan tapi ditempat-tempat pedalaman yang masih  " perawan " alamnya. Pring apa saja itu ?

Pertama pring tutul. Rumpunnya penulis belum pernah melihatnya sama sekali. Hanya saja dulu ada kerajinan tangan mainan anak=anak yang dijual ditempat wisata tertentu, yaitu gasing yang terbuat dari pring tutul. Sesuai dengan namanya, pring itu tutul-tutul. Warnyanya kuning pucat. Tutul=tutulnya atau belangnya berwarna coklat.

Kedua pring gading. Konon pring ini mirip rumpun tebu. Jadi tidak tinggi-tinggi banget. Demikian pula besarnya. Warnanya kuning gading, makanya dinamakan pring gading.

Ketiga adalah pring ori. Penulis pernah melihat rumpun pring ori ini. Tapi waktu pertama melihat ya belum tahu itu pring apa ? Waktu itu tahun 89 saat sedang KKN di desa Pakang, Kecamat Andong Kab. Boyolali. Pringnya jumbo dan tegak lurus, diam-diam jadi pesaing pring betung ya ? Anehya, disekitar bagian pangkal, tumbuh duri-durinya, makanya dinamakan pring ori

Sebagai penutup, satu-satunya tumbuhan yang memiliki jiwa patrioisme yang tinggi adalah ya bambu ini. Buktinya ? Bambu runcing; turut membela negara melawan penjajah bukan ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun