Harta terakhir
Perjalanan ini
Tersa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk disampingku kawan
Â
Ya, perjalanan kali ini mengingatkan pada lagunya Ebier G Ade, " Berita Kepada Kawan " yang sangat populer diakhir dasawarsa tahun tujuhpuluhan dulu. Dari bunker Kaliadem, kami menuju Desa Kepuharjo. Dalam perjalanan ini kami juga menyisir tepi tebing Gendol. Kali Gendol merupakan salah satu kali terpenting untuk menyalurkan muntahan lahar Merapi dari puncak. Sampai dilokasi, kami disambut gerbang mini yang bertuliskan ; " musium Mini Sisa Hartaku ". Disini ada dua atau rumah  yang dijadikan musium mini. Disini kita bisa melihat tengkorak sapi yang dibuat berdiri. Di dalam rumah ada berbagai macam perabotan dan juga aksesories hiasann rumah, termasuk juga benda-benda seni yaitu wayang kulit beberapa buah.
Salah satu rumah musium itu ada tertulis; " Rumah Kenangan ". Banyak foto-foto yang berkaitan dengan gunung merapi saat mulai " marah -- marah ". Â Ada foto awan panas yang membubung tinggi dengan bentuk yang aneh -- aneh. Ada juga foto saat mulut merapi memuntahkan lahar panasnya. Pendek kata kita dibawa kesuasana yang mencekam, saat terjadi erupsi tahun 2010 lalu.
Dan yang terakhir kami mampir dalam perjalanan pulang tersebut adalah ke lokasi " trek -- trekan " di Kali Kuning. Ada dibagian kali itu yang berupa kubangan air, mirip danau super mini. Disitulah jep -- jeep pada saling ngetrek, berseliweran putar sana- putar sini memotong melewati kubangan air. Ini benar -- benar uji nyali, karena ini dialam terbuka, bukan di studio atau di dufan. Oleh karena itu wisata ini juga tidak direomendasikan bagi yang jantungan ya, tahu sendiri kan ?
Begitulah, menyisir tepi merapi, ada isa kenangan sedih, dan ada waktu juga untuk menyenangkan diri.