Ramainya jalur transformasi di darat, rupanya tak mau ketinggalan juga jalur transformasi arus lisstrik diatasnya. Seiring dengan makin membaiknya infrastruktur jalan rya, sebagai ikutan yang melengkapi, tiang listrikpun " bertumbuhan " disepanjang jalan. Belum lagi tiang-tiang " indi " home , juga ikutan nebeng tumbuh. Jadilah kabel ramai melintang panjang terentang diawang-awang ditas kita semua. Dari hal tersebut, tentu sedikit atau banayk bisa menimbulkan masalah juga.
Tergerai  Rendah
Jaringan listrik yang seiring dengan jalan raya, tentu akan melewati perkampungan dengan pemukiman penduduknya ( yang kadang padat ) , dan juga akan meleawi area pesawahan yang terhampar luas. Bahkan kadang hamparan sawah yang harus direntangi jalur kabel istrik itu malah lebih panjang. Baik yang melalui pemukiman ataupun yang melintang di atas pesawahan, semuamyaada plus minusnya.
Jaringan kabel listrik yang melewati area pesawahan, tentu akan mengurangi gangguan aktifitas warga sehari-hari dipemukiman. Dan bila ada kerusakan jaringan yang membahayakan, intenitas kemungkinan ketersinggungannnya dengan warga juga terjadi adanya  jarak tenggang waktu. Berbeda bila hal itu terjadi dipemukiman, ketersinggungan ketaksengajaan  dengan warga relatif lebih cepat, dengan kata lain bahaya ketidaksengajaannya lebih besar.
Namun segi positifnya untuk jaringan yang melintas diatas pemukiman warga, bila ada kerusakan fisik, segera bisa diketahui dan diambil tindakan. Berbeda dengan jaringan listrik yang melewati area pesawahan, bila ada gangguan jaringan, tidak segera bisa diketahui. Dan bahaya yang mengancam bagi orang yang sedang beraktifitas kesawah ( petani dan sebagainya ), secara diam-diam jadi lebih besar, sebab " tersembunyi ".
Berdasarkan pengamatan penulis, saat berangkat ke tempat kerja, jaringan kabel listrik yang " bermasalah " adalah yang melewati pesawahan. Kalau gangguan kabel putus, memang segera bisa terdeteksi di kantor induk, sebab ruang kontrol pasti akan mengabarkan. Namun gangguan untuk kabel yang terhampar rendah, tentu ruang kontrol di gardu induk tidak mendeteksinya. Dan masalah kabel yang terhampar rendah ini, terjadi di beberapa titik. Bahkan ada yang saking rendahnya, ibarat tidak usah menjulurkan tangan keataspun sudah bisa menyentuh. Menyikapi hal seperti itu, yang empunya sawah timbul inisiatif untuk membuat tiang penyangga sederhana dari bambu dan kayu persisi mirip tiang jemuran baju. Ada juga yang dikaitkna dengan tiang utama dengan tali. Namun ada kabel putus atau mungkin sisa yang tak jelas masih aktif arusnya atau tidak, kabel tersebut kemudian ditambatkan dipohon tepi jalan, persis tambatan bintang ternak. Entah siapa yang menambatkan ke pohon, apa petugas resmi atau yang empunya sawah, tapi kemungkinan adalah yang empunya sawah, karena terganggu saat mengerjakan sawahnya.
Dari beberapa kasus " ketidak rapian " jaringan kabel listrik tersebut diatas, terkesan adanya " pembiaran " begitu saja. Artinya hal tersebut sudah berlangsung cukup lama dan sampai sekarang juga tetap dibiarkan begitu saja. Mengapa begitu ? Ya, karena gngguan jaringan seperti ini memang tidak menyebabkan terganggunya arus listrik, sehingga ruang kontrol di gardu induk tidak mendeteksinya. Namun hal itu merupakan ancaman " kesetrum " bagi warga yang sedang beraktifitas di sawah, yang sewaktu-waktu mengintai.
Upaya untuk melindungi jaringan kabel listrik memang ada. Yaitu secara berkala, pada musim-musim tertentu diadakan penebangan pohon atau pemotongan dahan-dahan yang berpotensi mengganggu jaringan. Namun untuk " gangguan " kabel jaringan yang tergerai rendah, seperti dipandang sebelah mata. Buktinya, diwaktu yang sama diadakan penebangan pohon, tapi untuk yang menggelar rendah, tetap saja begitu keadaannya, buktinya  dihari berikutnya bahkan sampai kini kondisinya " ajeg " begitu saja.
Korban Jiwa
Berbicara tentang bahaya yang mengancam timbulnya korban jiwa, memang atau tentu tak mustahil pernah ada terjadi. Kejadian itu memang sudah agak lama. Lokasinya didaerah wisata Karangbolong. Saat itu daerah wisata pantai Karangbolong -- Kebumen, baru saja dikembangakan sebagai destinasi wisata baru. Jaringan listrikpun masuk ke area wilayah itu. Karena keteledoran atau kesembronoan pemasangan kabel, dimana ditiang terakhir sisa kabel tidak tertempatkan secara standar, sehingga masih menimbulkan arus listrik atau setrum yang mengakibatkan korban jiwa.