Mulai tahun  sembilan puluhan, kawasan tersebut mulai lebih didayagunakan yaitu ditanami pohon kelapa hibrida oleh pemerintah untuk diambil niranya sebagai bahan baku membuat gula kelapa. Ini bekerja sama dengan penduduk sekitar. Kadang ada juga yang menyewa lahan padang pasir itu untuk bertanam semangka.
Sampai disitu, keadaannya masih aman-aman saja. Nah, ditahun dua ribuan, setelah reformasi usaha ekonomi  mulai meningkat lagi yang " menghawatirkan " keberadaan gajah gunung itu. Yaitu usaha tambak udang.Â
Gajah gunung-gajah gunung dipantai selatan banyak yang " dibabat " habis  untuk tambak udang. Hal itu akan berpotensi merusak pantai selatan bila aturan tidak dipatuhi.  Bahkan ada juga, gajah gunung yang tinggi didaerah lain, ada yang di " papral " rata dan  pasirnya di jual. Bila .... bila .... bila dan bila pemerintah akan mengekspor pasir, bagaimanakah nasib gajah gunung-gajah gunung itu ???
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H