Mohon tunggu...
Ruminto
Ruminto Mohon Tunggu... Guru - Back to Nature

Senang membaca dan menulis, menikmati musik pop sweet, nonton film atau drama yang humanistik dan film dokumenter dan senang menikmati alam.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Butir-Butir Pasir di Laut

13 Juni 2023   11:57 Diperbarui: 13 Juni 2023   12:09 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon rumput "kembang api alami" tumbuh digaris depan menantang laut (sumber: dok. foto pribadi)

Dikanan kiri jalan, banyak tumbuh " pohon jarak " yang jadi pagar kanan kiri jalan bersama dengan pohon-pohon yang lain. Saat kami melewati  padang pasir, kita jalan setengah lari atau malah berlari dan  nanti kalau telapak kaki kita sudah tidak kuat menahan panas, kita berhenti  sambil bertumpuan pada dedaunan yang kita bawa tadi. Dan kalau panas telapak kaki kita sudah reda, lari lagi, berhenti lagi, lari lagi ... sampai akhirnya tiba di hamparan pantai yang sudah tidak panas lagi karena sudah banyak gubug-gubug penjual makanan atau sudah terkena siraman air laut.

Kalau ibu-ibu dengan anak-anaknya, mereka bawa kain ( jarik / jarit ) atau kain selendang. Tekniknya sama, kain jarik atau selendang itulah yang dijadikan tumpuan. Oh ya perlu diketahui juga, jalur pasir " gajah gunung " ini bergelombang, walau tidak tinggi-tinggi amat, karena sudah jadi " jalur resmi  " , sehingga sering dilewati . itulah kesan semua orang yang pergi ke pantai kala itu, sebab tempat parkir kendaraan memang jauh. Kalau sekarang memang sudah lain ceritanya.

Kembang Api Alami 

AREA gajah gunung merupakan batas pantai yang melandai.  Gajah gunung ini ibarat bentangan pegunungan pasir yang membentang sepanjang pantai.  Dan gajah gunung ini ada beberapa lapis, sehingga banyak lembah-lembahnya juga. Tanaman yang tumbuh di area gajah gunung ini yaitu pandan berduri, pohon semak-semak atau perdu, rerumputan dan  " pohon jantran ". 

Oleh karena itu, area gajah gunung ini juga sebagai tempat menggembala sapi dan kambing. Tumbuhan pohon pandan berduri yang ukuranya  " jumbo-jumbo " itu, dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai bahan membuat tikar pandan.

Pohon jantran, pohonnya sejenis rerumputan padang pasir. Tumbuh " merayap " tapi tidak menjalar panjang seperti  ketela rambat , batangnya berbuku-buku dan daunnya  kecil -- kecil memanjang melengkung. 

Uniknya, pohon jantran ini, menghasilkan kembang yang  aneh juga. Kembangnya  seperti ribuan jarum  yang panjang yang berpusat pada satu titik pusat sebagai pangkal kelopak kembang  jantran tersebut, Dan lucunya pula, bila kembang itu dibakar, maka akan menghasilkan  bunyi  suara yang  mirip dengan  kembang api yang dibakar. Jadilah ia kembang api alami. Makanya kala itu anak-anank itu juga suka membawa kembang jantran untuk di bawa pulang, buat dibakar nanti..

Di pantai, kami biasanya bercanda dengan kepiting pantai yang " bertebaran dan berkeliaran " , tapi kalau didekati segera lari dengan cepat menghindar masuk lobang, atau masuk kedalam gelombang air yang sedang datang menghempas , da kamipun mundur. Selain itu kami juga bisa mencari kerang -- kerangan  yang sudah lepas yang kadang memiliki motif yang unik. Dan teristimewa lagi kalau kami bisa menemukan " secuil " batu apung ... wow seneng banget, nanti akan dibawa pulang dan dicemplungkan di sumur, katanya airnya jadi lebih sejuk dinginnya ... he he ...rumor anak-anak pantai !

Pohon rumput
Pohon rumput "kembang api alami" tumbuh digaris depan menantang laut (sumber: dok. foto pribadi)

Kekhawatiran 

MUNDUR sedikit dari gajah gunung, ada tanaman palawija warga, misal kacang tanah dan ketela rambat. Dikawasan itu juga sudah mulai ada pohon kelapa tapi masih jarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun