Nunggu wisik ! Kapan datang ?! Bagi Maryo, ini tentu situasi dan kondisi yang menjengkelkan sekali. Rasa lapar karena dipaksa puasa dan belum berbuka serta kecanduan nikotin yang belum terlampiaskan, benar-benar menyiksa. Tepekur, manekung, semedi, ndonga, dzikir atau nang ning neng, sama sekali tidak ada dalam benak Maryo, tak ada ... !
Ketika malam sudah mulai larut, Maryo melihat jago-jago yang tirakat itu sudah mulai diserang kantuk. Bahkan sudah ada yang lelap mendengkur. Bagaimana mereka akan tahu wisik datang, jika pada ngantuk seperti itu, sindir Maryo dalam hati. Bisa-bisa wisik itu pergi lagi, ngapain datang pada orang yang tidur ?
Jauh larut malam sudah, dini hari waktunya, Maryo satu-satunya yang tetap melek dan telinganya juga masih bisa menangkap sinyal, mendengar suara dehem- dehem seperti orang yang akan bicara yang datang dari dalam makam. Ajaibkah, entahlah tapi Maryo belum sampai pada kesimpulan itu. Masih ditanggapinya dengan datar biasa saja. Barangkali karena memang dirinya tidak dalam kondisi kejiwaan sedang menunggu wisik ! Berbeda dengan para jago yang mulai terjaga dan mulai mengumpulkan kesadaran dirinya. Tergambar raut wajah heran bercampur senang mendengar tanda-tanda wisik datang.
“ Kisanak sedulur-sedulurku kabeh, sira sing pada temen lan tumemen. Gusti Kang Murbeng jagad bakal nyembadani panyuwunmu kabeh ... krrrsssk ....!”
Krrrsssk ... ?! Justru ini yang aneh bin ajaib ditelinga Maryo, wisik kok ada bunyi krrrsssk, pikir Maryo ?! Telinga Maryo sempat menangkap bunyi aneh itu. Krrrsssk ... itu jelas bukan suara wisik ! Akal sehat Maryo tetap dalam kondisi waras, karena tidak punya kepentingan apa – apa di tempat keramat ini ! Ilmu pengetahuan formal yang diperoleh di kampus juga dengan keras menafikannya, itu bukan suara wisik, melainkan suara mekanik, yaitu suara mike yang dimatikan. Hati dan pikiran Maryo haqul yakin dengan hal aneh itu.
Walaupun didera rasa lapar dan kecanduan nikotin yang belum terlampiaskan sejak tadi siang, tapi akal sehatnya masih tetap berjalan normal, ditambah didikan militer saat ikut Menwa; stimulus – rangsang yang sudah mendarah daging, meluapkan emosi Maryo untuk berontak ;
“ Makam akan saya bongkar !”
Para jago yang tirakat disitu mendadak sontak tersentak kaget alang bukan kepalang !
“ Akan saya bongkar !”
“ Sabar mas !”
“ Kuwalat pak, makam keramat !”