Salam sejahtera selalu buat kita semua semoga para pembaca diberikan kesehatan, kemudahan dan sesejahteraan buat kita semua aminn ya Rabb.Â
Pada tulisan terdahulu saya menulis mengenai santet dan keluarga saya menjadi salah satunya (kejamnya ilmu santet), setelah berjuang kurang lebih selama 1 bulan akhirnya Allah memberikan kekuatan kembali kami sehat seperti sediakala.Â
Semenjak istri sering merasakan kesakitan yang luar biasa seperti sakit kepala, dada, pinggang serta perut istri menjadi semakin membesar kamipun pindah  sementara pindah untuk semestara ke rumah peninggalan orang tua berharap kami menemukan ketenangan.Â
Tetapi dugaan kami salah justru semakin menjadi sakitnya berbagai upaya telah saya lakukan meminta bantuan kepada para ustad, menanam atau menyimpan tanaman tanaman yang dipercaya penangkal ilmu sihir tetapi hasilnya tetap saja kurang seperti yang diharapkan.Â
Saya sengaja tidak mendatangi orang pintar / dukun meskipun banyak para tetangga yang merensikan karena takut menuju lembah sirik yang sangat dibenci Allah dan takut amal bidah kita tak diterima selama 40 hari.
sampai suatu ketika ada yang mereferensikan saya untuk datang ke seorang ulama tidak jauh jaraknya dari rumah kira kira 20 km dari rumah dan sayapun mendatanginya, besar harapan saya bila sakit istri tercinta segera lenyap.Â
Sesampainya ditempat tujuan ternyata tidak sesuai dengan ekspeksi saya, beliau tidak memiliki pesantren apalagi santri kalaupun ada santri itu hanya kemauan anaknya saja karena tidak menerima santri, beliau hanya guru ngaji disebuah mushola kecil dengan bangunan yang sangat memperihatinkan yang letaknya hampir berdekatan dengan rumahnya.Â
Rumahnya sangat sederhana sekali hanya saja pekarangannya yang luas dengan bunga cempaka dan bungan kenanga yang banyak dan bermekaran.
Saat pertama bertemu terasa sangat sejuk, wajahnya yang cerah dan bercahaya dengan tutur kata yang sopan dan santun membuat saya serba salah, setelah berslaman dan dipersilahkan duduk keanehan terjadi saya tak kuasa menatap matanya meskipun berusaha menatap wajahnya saya berbicara karena takkut dianggap tidak sopan tapi tetap saja mata saya tak mampu menatapnya. entahlah apa mungkin ini karomah orang yang dekat dengan Allah atau ada yang salah dengan diri saya.
Setelah itu saya menceritakan segalanya dari awal sampai akhir dan memohon bantuannya untuk meminta menyembuhkannya dia dengan khusu mendengarkannya meskpiun saya tidak kuasa untuk melihat wajahnya.Â
Setelah menceritakan semuanya beliaupun mulai menjelaskan, bahwa beliau tidak bisa menyembuhkan atau membantu penyakit istri saya hanya bisa mendoakannya dan yang bisa menyembuhkan penyakitnya adalah diri kita sendiri. kaget, bingung dan tidak mengerti apa yang dijelaskannya, saya pun meminta beliau untuk menjelaskannya.