Mohon tunggu...
Arum Rumidz
Arum Rumidz Mohon Tunggu... -

berlari tuk mengejar mimpi,

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Ku Ingat

9 Februari 2011   03:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:46 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Anak ku, ceritakanlah semua beban di benak mu, agar kamu dapat melakukan semua kewajiban mu di sini dengan tenang. Bila kamu tak memiliki teman yang dapat kamu percaya, kemarilah mendekatlah padaku, kan kuberi kepadamu dua hal."

Setelah itu Dia diam sejenak, dan kamipun juga diam bahkan tak ada yang tanya tentang dua hal itu. Hanya saja Aku melihat matanya menelusur di setiap mata kami. Setelah itu dilanjukanya kembali..

" Kenapa kalian diam? tidakkan kalian ingin tahu apa yang kan ku berikan pada kalian jika datang pada ku?" Tanya beliau pada kami, namun kami hanya meresponya dengan anggukan kepala. Hem... seolah Dia mengerti keinginan kami, yakni ingin mendengar semua yang hendak Dia bicarakan.

" Jika kalian datang padaku, Aku akan berikan selembar kertas bersih, dan sebuah bolpen, dengan dua hal itu tuliskan aku tentang masalah mu, bila sudah selesai kau tulis berikan pada ku, dan jawablah tanya ku, Apakah kailan merasa senang saat menulis ini, atau kaliam merasa sedih, jengkel marah..... jika bukan senang yang kau rasa, maka akan ku lumatkan kertas itu dan aku akan membuangnya ke SAMPAH...!!".....

Seusai itu Dia berhenti bicara. dan duduk di meja guru depan kelas.

di lihatnya jam di dinding, yang sudah menunjukan bahwa waktunya untuk mengajar di kelasku tinggal seperempat jam lagi. Sembari membereskan bukunya Beliau kembali berujar,

" Aku sudah memberi tahu kalian bagaimana cara bercerita secara lisan maupun tulisan, Aku sudah ajari kalian bagai manamelulis puisi dengan hati, juga pernah kuajarkan pada kalian untuk bernyanyi....,

Anak ku jika yang kau tulis berisi umpatan sumpah serapah, atau semua hal yang buruk yang mungkin tak nyaman bila dilihat, maka remaslah tulisan mu dan buang jauh tulisan itu, namun bila yang kalian tulis adalah kumpulan kata yang mengindahkan, maka simpanlah tusanmu itu."

Thet ..Thet.. Time Off.....

ini untuk mu Ibu, Ibu ku, Ibu Murni, Guru Bahasa indonesiaku

:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun