Depok, 30 Maret 2024 — Terselenggaranya RumbelNet telah mengumpulkan tujuh fakultas yang diwakili oleh 20 orang untuk saling bertukar wawasan mengenai program Rumah Belajar dan semacamnya. Setidaknya, ada tujuh fakultas di Universitas Indonesia yang memiliki program yang bergerak di bidang pendidikan, yaitu Teras Belajar MIPA dari FMIPA UI, TIS FT UI dari FT UI, Manggala Jingga dari  FISIP UI, Rumah Cita-Cita Vokasi, Betis Fasilkom dari Fasilkom UI, Psikologi Untuk Negeri dari Psikologi UI. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang PMU Lantai IV Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) Universitas Indonesia.
"Harapannya, dengan kegiatan RumbelNet ini, kita bisa saling sharing ide, baik bagi yang baru memulai menjalankan program kerjanya maupun yang sudah berjalan," ujar Ibni Shaquille dalam sambutannya selaku Project Officer Rumah Belajar BEM UI 18.Â
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan ide dari masing-masing perwakilan. Kak Tiara Kumala Putri, selaku narasumber RumbelNet sekaligus Project Officer Rumbel BEM UI 13, mengawali materi ini dengan penyampaian dari Rumah Belajar BEM UI 18 yang mengangkat studi kasus permasalahan Rumah Belajar BEM UI 13, yaitu terbatasnya minat mahasiswa untuk mengikuti organisasi maupun volunteer karena banyak dari mereka yang lebih memilih untuk magang di perusahaan StartUp.Â
Adapun yang menjadi tantangan Rumah Belajar BEM UI saat ini, pertama, dari sisi internal, yang menjadi tantangan ialah banyaknya fungsionaris yang cenderung demotivasi karena bersamaan dengan berjalannya Rumah Belajar BEM UI, semakin banyak peluang magang yang ditawarkan, ditambah keinginan untuk pencapaian akademik. Kedua, dari sisi eksternal, yang menjadi tantangan adalah berbagai dinamika birokrasi dengan rektor Universitas Indonesia, hal ini cukup besar pengaruhnya untuk berjalannya program Rumah Belajar BEM UI 18.
Untuk menjawab tantangan itu, beberapa langkah solusi yang dilakukan Rumah Belajar BEM UI 18 ialah dari rektorat Universitas Indonesia yang berpengaruh besar akan terselenggaranya program Rumah Belajar BEM UI. Pertama, untuk menjawab tantangan fungsionaris yang demotivasi, diupayakan agar selalu terbuka akan kesibukan dan jadwal masing-masing fungsionaris untuk menghindari exhausting serta memberikan jatah libur setidaknya sebulan sekali. Kemudian, untuk menghadapi tantangan birokrasi, diupayakan juga agar terus update informasi dari pihak BEM UI.
Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan presentasi dari perwakilan fakultas lainnya. Presentasi ini diawali oleh perwakilan dari TIS FT UI. Beberapa program yang ada di TIS FT UI sendiri yaitu kakak asuh, program ini menawarkan kegiatan belajar mengajar secara langsung yang pembagian kelasnya mulai dari paud hingga kelas 6 SD. Selain itu, ada SATIS atau satu hari bersama TIS, yaitu mengajak peserta didik untuk berjalan-jalan bersama TIS keluar ruangan. Kemudian ada Cerita Cita yang merupakan program baru, yaitu dengan mendatangi salah satu tokoh profesi agar bisa membagikan ceritanya kepada peserta didik, harapannya program ini dapat mengembangkan cita-cita para peserta didik.Â
Selanjutnya, Manggala Jingga dari Fisip UI juga memaparkan program-program kerjanya, yaitu Kelas Jingga dan program unggulannya yaitu Pojok Baca Jingga. Sebelumnya program Pojok Baca Jingga ini telah sukses menghadiri Maudy Ayunda dalam pelaksanaan kegiatan literasi ini, di mana Pojok Baca Jingga ini dilakukan dengan pembagian level kemampuan membaca yang diikuti oleh peserta didik berumur 3—12 tahun. Tidak hanya itu, Manggala Jingga juga sudah melakukan kerja sama dengan komunitas literasi dan kesenian.Â
Kemudian, ada juga Rumah Cita-Cita dari Vokasi UI yang merupakan program penjaringan anak-anak untuk berkesempatan mendapat pendidikan setidaknya 6 kali pertemuan dalam 4 minggu. Isu yang diangkat dari program ini sendiri ialah literasi dan numerasi. Pelaksanaan program ini berlokasi di Kampung Pemulung, Pondok Labu. Sehingga tantangan yang dihadapi Rumah Cita-Cita Vokasi UI ini ialah perizinan dan pendekatan pada RT, RW, dan Lurah setempat. Tantangan ini semakin kompleks karena banyak dari warga di kampung pemulung ini adalah pendatang yang tinggal sementara untuk bekerja dan akan pulang ke kampung halaman saat waktu libur panjang tiba. Oleh karena itu, banyak orang tua disana yang permah terlibat kasus free sex dan tindakan kriminal lainnya sehingga kurang peduli akan pendidikan. Melihat itu, meningkatkan kesadaran bahwa perlu diadakan pembelajaran sex juga penyakit sex dengan penyampaian yang tepat sasaran dan bisa melakukan pendekatan dengan ibu-ibu  rumah tangga setempat.Â
Presentasi ini dilanjutkan oleh Betis Fasilkom dari Fasilkom UI yang membawa program Bimbel Gratis untuk kelas 12 dalam persiapan masuk PTN. Penjaringan peserta bimbingan belajar gratis ini diprioritaskan bagi para peserta didik kelas 12 yang kurang mampu, sehingga dalam proses pendaftarannya diperlukan untuk melampirkan SKTM (opsional). Dalam pelaksanaannya, selain dilakukan secara luring, ada juga satu kelas daring agar dapat menjangkau peserta se-Indonesia. Tidak hanya itu, Betis Fasilkom didukung dengan adanya inovasi berupa Try Out melalui website Betis, Sosial Media TikTok sebagai engagement yang kuat, dan latihan soal melalui telegram untuk peserta didik kelas 12 yang belum diterima di Betis Fasilkom UI.Â