Mohon tunggu...
Choerunnisa Rumaria
Choerunnisa Rumaria Mohon Tunggu... -

an English Education department student of Yogyakarta State University

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Permintaan yang Itu-itu Lagi; Meminta-Nya Menyatukan Kita Lagi

26 Oktober 2014   18:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:40 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau tau? Namamu tak pernah absen sekalipun dari bisikan doaku yang berbalut derai air mata. Aku suka membicarakanmu dengan-Nya. Setiap hari.

Kenyataan yang kini menyelimuti aku dan kamu, yang memaksa kita berdiri tegak pada situasi di mana kita bagaikan dua insan yang tak pernah saling mengenal antara satu dan yang lain. Membuat kita kini tak lagi saling bicara meski saling berdekatan, satu ruangan. Menjauh. Menghindar. Berpura-pura masa lalu itu tak pernah ada. Memutus komunikasi yang dulu begitu erat. Semuanya telah berubah. Seperti daun yang telah menguning. Masa-masa hijaunya berakhir sudah.

Aku tahu Tuhan tidak tidur. Aku tahu Tuhan pasti menyaksikan pengorbanan perasaanku untuk melepasmu. Demi Dia yang telah begitu jelas melarang kita mendekati zina, demi Dia yang tiada ragu memerintah kita untuk menjaga kehormatan, aku akhirnya melepaskan genggamanku di pundakmu. Berjalanlah. Berlarilah. Kejarlah apa yang selalu menjadi mimpimu; aku? Entahlah.

Ini adalah keputusan yang telah kuambil dengan penuh keyakinan. Jadi maafkanlah jika kadang-kadang aku ingin membatalkannya, aku hanya tidak sekuat itu menapaki jalan yang terjal tanpa menggenggam tanganmu yang sarat dengan kasih sayang itu. Dan ketahuilah, aku tak lebih dari manusia yang berdosa. Dan inilah satu dari sekian dosa-dosaku.

Tenang, aku juga tak menyerah semudah itu :)

Akhirnya, doa-doaku selalu kututup dengan permintaan yang itu-itu lagi; meminta-Nya menyatukan kita kembali, tentu saja dalam ikatan yang diridhoi, agar aku bisa mengusap rambutmu dan mencium keningmu dengan lembut saat kau terlelap di sampingku. I still desperately want you.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun