Mohon tunggu...
Rumaisa Salsabila
Rumaisa Salsabila Mohon Tunggu... -

daripada mengoreksi lebih baik introspeksi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mengulik 'Keramah-tamahan' Kuliner Jogja

31 Desember 2016   18:39 Diperbarui: 31 Desember 2016   18:51 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.kompasiana.com/tri_margono/angkringan-hidangan-istimewa-ala-kampung-hik_550e2fe1813311852cbc62ad

Keramah-tamahan jogja memang tak pernah berubah. Mulai dari keramahan rakyatnya hingga keramahan kulinernya. Ya, salah satu ke-khasan jogja adalah murah dan terjangkaunya kuliner di kota pelajar tersebut.

http://www.kompasiana.com/tri_margono/angkringan-hidangan-istimewa-ala-kampung-hik_550e2fe1813311852cbc62ad
http://www.kompasiana.com/tri_margono/angkringan-hidangan-istimewa-ala-kampung-hik_550e2fe1813311852cbc62ad
Angkringan adalah salah satu ikon kuliner kota jogja yang sangat khas. Penjual makanan dan minuman ‘kaki lima’ ini biasanya mulai menjajakan dagangannya saat matahari mulai terbenam. Hanya dengan uang 1000 rupiah saja kita sudah dapat membeli makanan dari tempat ini. Orang jogja menyebutnya ‘sego kucing’ atau nasi kucing. Tentu saja nasi kucing bukan nasi makanan kucing, tetapi nasi kucing adalah nasi yang dibungkus dengan daun pisang/kertas Koran , ukurannya lebih kecil dari nasi rames. Biasanya di dalamnya terdapat posing-oseng tempe atau sambel teri. Bila kita membeli 2 bungkus nasi kucing dengan 2 buah gorengan ,1 usus atau sate keong, dan es teh, tidak lebih dari 10.000 saja uang yang harus dikeluarkan. Ditambah dengan hilangnya lapar dan dahaga.

http://www.imgrum.net/user/miamusti_mwprojects/288531465/1192040046280501929_288531465
http://www.imgrum.net/user/miamusti_mwprojects/288531465/1192040046280501929_288531465
Selain angkringan, banyak sekali warung jajanan kuliner jogja yang sangat ramah kantong. Saya pernah pergi ke  sebuah warung makan soto di dekak rel KA Jl.Timoho . Warung itu terlihat sederhana. Hanya ada 4 meja panjang  dan satu gerobak soto didepan. Saya memesan 1 buah porsi soto dan 1 gelas es teh. Saat pesanan datang saya menyantapnya degan lahap. Karena disana juga disediakan keripik tempe,sate ati,dan bakwan, saya mencomot 2 buah keripik tempe sebagai tambahan soto saya. Setelah selesai makan betapa terkejutnya saya ketika harus membayar dengan uang 11.000 rupiah saja. Padahal semangkuk soto tadi lumayan banyak dan potogan ayamnya juga tidak mengecewakan.

Keramahan jogja memang tidak perlu diragukan lagi. Selain makanannya yang lezat harganya pun tidak menjebol kantong. Belum lagi, banyak penjual kuliner jogja yang tidak segan menambah nasi atau gula bila masakan yang disajikan kurang pas.  Memang istimewa. Semoga kota pelajar jogja tetap menjadi kota dengan segala keramahannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun