“Aku adalah Malaikat Maut yang diutus Allah SWT. Untuk mengambil nyawamu sekarang juga dan kau tidak punya pilihan lain selain mengikuti kemauanku!”
Mendengar kata-kata orang asing itu, sang Raja jatuh terduduk karena seluruh persendiannya lemas seketika. Tubuhnya berkeringat dingin dan wajahnya pucat pasi. Dengan sedikit tenaga yang masih tersisa, Raja pun berkata, “Berikan aku sedikit waktu kembali ke kerajaanku. Aku akan menyelesaikan urusan kekuasaan dan warisan kepada anak istriku.”
“Sesungguhnya ajal tidak bisa dimajukan atau ditunda, ajalmu adalah sekarang.” Tegas Malaikat Maut.
Maka, sang Raja pun meninggal saat itu juga. Ia meninggal dalam keadaan yang menyedihkan karena tidak ada persiapan amal akibat terlalu sibuk mengurusi harta kekayaan dan kekuasaannya.
Hanya ada tiga hal yang kita bawa ketika meninggal, yaitu Harta yang kita sedekahkan, ilmu yang memberi manfaat untuk orang lain, dan anak salih yang berbakti dan senantiasa mendoakan kita. Sementara harta yang kita simpan dan kekuasaan yang kita perebutkan tidak termasuk di dalamnya
" Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak laki-laki, harta yang banyak dari jenis emas dan perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik ".
Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?." Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya". (Ali ‘Imran: 14-15)
Bersama RUMAH YATIM INDONESIA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H