GILA HARTA, LUPA NYAWA
Gak ada yang salah kita bekerja keras mencari harta sebanyak mungkin sebagai sarana mewujudkan visi dan Misi hidup kita, gak salah juga ketika kita menerima Jabatan yang memang kita mampu melaksanakannya untuk percepatan tercapainya Visi dan Misi hidup kejamaahan kita.
Namun semua itu akan maksimal ketika kita sadar bahwa jatah hidup kita ini TERBATAS dengan batasan yang tak mampu kita duga.
---------------
Di satu masa, Hiduplah seorang raja yang memimpin sebuah kerajaan yang luas dan makmur. Seluruh rakyat patuh dan tunduk kepadanya. Walaupun Raja sering menarik pajak dan upeti dari rakyat, tak ada satu orang pun yang berani menolak. Raja dengan leluasa terus mengumpulkan kekayaan dari pajak dan upeti rakyatnya. Kekayaan yang semakin melimpah, membuat Raja menjadi sombong dan angkuh. Dia merasa bisa memiliki segalanya. Dia membangun istana mewah dengan lapisan emas di mana-mana. Raja juga membeli kuda-kuda terbaik dari seluruh negeri. Pakaian dan perhiasan yang dipakai Raja adalah yang terbaik dan termewah. Tak ketinggalan, perabotan dan hiasan dinding istana semuanya terbuat dari emas dan perak.
Pada suatu hari, Raja hendak bepergian ke suatu tempat. Raja meminta dipilihkan kereta kuda terbaik yang ada di istana. Pengawal lalu menyiapkan kereta kuda terbaik itu.
“Pengawal, mengapa kausiapkan kereta kuda yang ini?” tanya Raja kurang puas.
“Maaf, Baginda. Ini adalah kereta kuda terbaik yang ada di istana,” jawab pengawal ketakutan.
“Tidak! Aku tidak mau yang ini! Aku mau kereta kuda tercepat yang ada di istana!” pinta Raja kemudian.
Pengawal tergopoh-gopoh menyiapkan kereta kuda tercepat. Kemudian, ia membawanya ke hadapan Raja.
“Huh, kenapa kau bawa kereta jelek ini ke hadapanku? Mana kereta kudaku yang paling mahal?” Raja masih kurang puas.
Untuk ketiga kalinya, pengawal itu kembali ke tempat penyimpanan kereta kuda. Ia memilihkan kereta kuda termahal yang dimiliki Raja. Lalu, ia kembali membawanya ke depan Raja. Akan tetapi, Raja masih tidak puas. Pengawal yang menyediakan kereta kuda masih harus beberapa kali bolak-balik untuk memilihkan kereta kuda yang tepat bagi Raja.