KETIKA MIKE TYSON KO
Juragan Sarmin meliburkan semua anak buahnya di perkebunan karet dalam rangka menonton pertandingan tinju kelas berat dunia antara Mike Tyson versus James “Buster” Douglas. Sebenarnya, tidak diliburkan pun anak buahnya berencana tidak masuk kerja, sebab mereka memang penggemar si Leher Beton, Mike Tyson.
Mereka semua berdesak-desakan di depan televisi yang saat itu merupakan barang langka di perkebunan tersebut. Juragan Sarmin memang penggemar sejati Mike Tyson sampai berani sesumbar, “Saya harap Tyson tidak memukul KO Douglas di ronde pertama. Douglas cuma petinju kelas teri, dia pasti kalah. Saya ingin melihat petinju kacangan itu lebih dulu babak belur dihajar Tyson!”
“Setujuuuuu...!!” teriak penonton gegap gempita. Entah bagaimana mereka bisa bergembira di atas penderitaan orang lain.
Teng! Lonceng ronde pertama berbunyi. Kedua petinju mulai melakukan serangan.
Bag! Bug! Bag! Bug!
Sorak-sorai Juragan Sarmin dan anak buahnya tak kalah garang dibandingkan dengan orang yang menonton langsung di arena pertarungan. Setiap kali pukulan Tyson melayang, Juragan Sarmin meraung- raung memberikan semangat, bahkan segelas kopi yang dihidangkan istri tercinta menjadi korban pertama.
“Pukul!” teriak Juragan Sarmin sembari berdiri dan mengepalkan tinjunya. Akibatnya, meja tak sengaja tertendang dan segelas kopi pun tumpah ke lantai.
Ronde demi ronde berlalu, keanehan terjadi saat Tyson tampak kehabisan tenaga. Petinju garang itu seperti kehilangan kesaktian. Douglas yang sama sekali tidak diunggulkan malah menghajar Tyson dengan pukulan bertubi-tubi.
Juragan Sarmin sampai berteriak-teriak demi memompa sernangat sang pujaan hatinya, tapi Tyson malah seperti macan kehilangan taring. Puncaknya, setelah terus dihajar bertubi-tubi, juara sejati tinju kelas berat itu akhirnya tumbang mencium matras pada ronde ke-10. Tyson yang digadang-gadang tahan pukulan macam apa pun ternyata kalah KO dengan memalukan.
Dunia terperangah, penggemarnya menjerit, dan dari sebuah rumah di suatu perkebunan terdengar suara keras berdebum... Brukk!!
Tak lama setelah Tyson jatuh KO, Juragan Sarmin ikut tumbang. Tubuhnya ambruk menghantam meja. Situasi menjadi kalang kabut. Semua yang ada di lokasi berusaha menolong Juragan Sarmin dengan melarikannya ke rumah sakit kecamatan, tetapi nyawa pecandu tinju itu tidak tertolong lagi. Anak-anak dan istrinya pun menangis, tak percaya sosok yang sama sekali tidak punya riwayat penyakit jantung dapat mati dengan cara demikian tragis.
Sahabat, Kekecewaan akan terasa sangat menyakitkan apabila didahului harapan yang berlebihan. Kecintaan secara berlebihan terhadap sesuatu dapat berujung kehancuran . Kebahagiaan akan diperoleh melalui keikhlasan menerima takdir, entah itu takdir baik atau buruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H