Mohon tunggu...
RUMAH TERAPI MEDICAL HACKING
RUMAH TERAPI MEDICAL HACKING Mohon Tunggu... Penulis - Pusat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Deskripsikan diri Anda lebih lanjut

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Diabetes Membuat Kondisi Hati dan Pikiran Juga Memburuk, Apakah Iya?

19 Desember 2022   19:51 Diperbarui: 19 Desember 2022   20:30 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Saya mencoba mengingat mundur dari pengalaman saya bertemu dengan pasien yang memiliki keluhan diabetes. Pada saat itu beliau datang dengan kondisi terlihat sangat memprihatinkan, raut wajahnya lusuh kemrusung tak bersemangat sambil datang dengan langkah yang tertatih. 

Mungkin jika anda melihat kondisi pasiennya anda akan mengira pasien ini sudah tak memiliki semangat hidup dan terlihat sangat lelah dengan sakitnya seolah-seolah menderita sekali. 

Tunggu dulu, sebelum dilanjutkan ceritanya saya tidak akan heran jika anda nanti tidak jadi membaca tulisan ini, karena selanjutnya akan ada banyak hal yang menyesakkan dada anda. Tapi saya tidak peduli dan saya akan tetap bercerita kepada anda. 

Beranikah anda meneruskan membaca tulisan ini? 

Saya anggap anda berani ya.

Oke lanjut ke Bapak tadi, oh ya saya belum cerita ya pasien ini tadi adalah seorang bapak-bapak. Sekarang sudah tau ya pasiennya adalah seorang bapak. Nah ketika bapaknya datang, saya pun menyapanya dengan suara dan intonasi yang rendah sambil menundukkan kepala, lalu saya pun berjalan kearahnya. 

"Pak, Apa kabarnya hari ini?" Sapa saya dengan suara rendah sambil memberikan senyuman kepada si bapak. 

"Bapak, apa yang bisa saya bantu pak?" Sahut saya lagi. 

"Terimakasih anak muda, ini bapak ingin konsultasi tentang keluhan bapak", jawab si bapak dengan nada yang lebih lirih. 

Lalu si bapak pun bercerita panjang lebar tentang apa yang dirasakannya.

Sebenarnya jika dengan penglihatan kasat mata si bapak masih terlihat seperti orang normal lainnya, hanya permasalahan si bapak adalah kondisi diabetes yang dihadapi oleh si bapak sejak dua tahun belakangan ini. 

Kondisi yang disampaikan oleh si bapak terkait gejala-gejala yang sering muncul pada dirinya adalah si bapak saat ini sangat mudah sekali mengantuk, sering kelelahan, sering sekali buang air kecil, sering merasa haus dan lapar,  dan juga tangan serta kaki sering kesemutan. 

Dari kondisi diatas, saya rasa yang dihadapi bapak ini belum terlalu parah, tapi kenapa ya raut wajahnya seperti kehilangan cahaya. 

Lalu  setelah saya gali lagi, ternyata keluarganya sangat ketat sekali memberikan pantangan kepada si bapak, terkait apa yang harus dikonsumsi, dan keluarganya meyakini bahwa dengan mengikuti pantangan-pantangan tersebut akan membuat kondisi diabetes si bapak membaik. 

Menurut sobat pembaca sendiri, kira-kira pantangan makan bagi penderita diabetes itu benar fakta? atau hanya sebuah mitos? Sabar.. Kita akan tau jawabannya di akhir cerita ya.

Kondisi dan gejala yang terus tampak dan pantangan makan yang ketat kepada bapak membuat si bapak tampaknya cemas dan khawatir akan kondisi yang sedang dialaminya. 

Kondisi lain dari si bapak dari keterangan keluarganya, bapak ini mulai sering kebingungan, cemas tak tentu arah, ketika ditanya kadang tidak fokus jawabannya, tidak sabaran dan juga sering emosian. 

Itulah sederet informasi yang diberikan bapak dan keluarganya, terkait kondisinya saat ini. 

Lalu mereka terdiam sejenak, seakan bingung dengan kondisi si bapak saat ini, padahal si bapak umurnya saat ini masih tergolong muda masih 48 tahun, tapi kok ya kenapa seperti seakan usianya seperti 70 tahun atau lebih. 

"Bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian, bapak ini sedang mengalami kondisi kecemasan yang berlebih sehingga mendorong semua sistem tubuhnya turut meng-install apa yang di program oleh otak dan pikiran si bapak" Jawab saya tiba-tiba untuk memecah keheningan di kala itu. 

Sontak mereka semua heran dan bertanya, "Maksudnya gimana mas?"

"Maksudnya begini, jadi bapak ini sedang khawatir akan sakit yang dihidapinya, dan pikiran itu terus hadir dalam pikiran bapak, karena kita sebagai keluarganya seakan-akan tidak memberikan ruang kepada bapak untuk bisa berdamai dengan sakitnya".

Pihak keluarga terlihat masih bingung, tampak dari kerut dahi yang membentuk di kepala para keluarga. 

"Bapak dan ibu sebaiknya berikan kelonggaran kepada bapak terkait apa yang seharusnya di konsumsinya, karena sebenarnya faktor yang menyebabkan bapak terus kepikiran dengan sakitnya adalah ketika bapak harus melakukan hal-hal yang belum pernah ia lakukan sebelumnya, contohnya pantangan makan yang sebelumnya bapak makan nasi putih tiba-tiba bapak tidak boleh makan nasi putih, terus bapak dulu sering makan kentang saat ini bapak tidak boleh".

Hal-hal tak biasa yang harus dilakukan si bapak membuat alam bawah sadarnya merekam dan menandai bahwa ini adalah sebuah efek dari penyakit yang saat ini masih dihidapinya, semakin dituruti pantangan tersebut maka akan semakin teringat akan kondisi sakitnya, jika teringat maka akan semakin jadi beban dan stress.

"Siapa tahu, didalam hati bapak berkata "Haduh, makan ini itu ga boleh, jadi mau makan apa dong?"

Waduh bisa gawat si bapak, gak bisa nikmatin hidup dong. 

"Lalu, bagaimana dong solusinya mas?" Jawab istri si bapak

"Ibu, yang sebenarnya dapat kita lakukan adalah menenangkan dulu perasaan si bapak, tapi sebelum bapak kita tenangin, diri kita dulu (keluarga) yang harus kita berikan kesadaran, bahwa efek sakit ini tidak akan bisa release apabila masih ada tingkat stress yang muncul di dalam tubuh si bapak".

"Bapak ibu sebenarnya bisa mengatur pola makan si bapak dengan mengetahui dulu konsep penyebab timbulnya diabetes, orang yang punya diabetes itu bisa makan semuanya kok asalkan kadarnya pas dan tepat".

"Orang pengidap diabetes itu harus dipantangin makannya itu hanyalah mitos, yang benar adalah pola makannya yang harus di takar agar tidak berlebihan".

Pada dasarnya seorang yang menghidap diabetes bisa mencoba semua makanan namun porsi dan takaran yang pas itu yang harus diketahui dan ditakar. 

Dengan mengatur pola makan, bapak tetap makan dong makanan yang disukainya dulu walaupun memang dalam kadar yang tidak banyak, tapi cukuplah untuk mengobati rindu dengan bernostalgia makan makanan kesukaannya, sehingga pikiran cemas dan khawatir berubah menjadi keyakinan dan semangat untuk kembali sehat. 

Pihak keluarga pun mengangguk kepala seperti paham dengan apa yang saya sampaikan barusan, tapi seharusnya ya memang harus paham. 

"Jadi, bapak hari ini terapi fisik dan psikis ya bapak ibu", agar memberikan efek semangat kepada bapak untuk sembuh".

"Baik mas, silahkan asal ini yang terbaik buat bapak" kata istri si bapak dengan nada yakin. 

Kita semua pun akhirnya masuk ke ruang terapi untuk mulai treatment si bapak. 

Lalu apa hikmah yang dapat diambil dari cerita diatas? kondisi cemas yang berlebihan dapat membuat tubuh menjadi hilang daya keseimbangan, hormon-hormon penghasil kebahagiaan akan berkurang dan membuat kita semakin terpuruk dengan keadaan, yang seharusnya kita bisa berfikir mencari solusi malah kita larut dalam kesedihan dan akhirnya timbul emosi dan keadaan yang tak terkendali. 

Yah, begitulah.. saya harap para pembaca dapat paham terhadap manfaat energi positif yang dapat memberikan semangat sehingga apa yang kita rasakan yang mungkin awalnya berat dapat menjadi lebih ringan. 

Sama seperti apa yang telah kami berikan kepada pasien-pasien yang lain di Rumah Terapi Medical Hacking, pasien-pasien yang datang akan diidentifikasi terlebih dahulu baik aspek fisik maupun psikisnya, agar solusi penyembuhan yang diberikan dapat menyeluruh dan bersifat holistic. 

So, sampai ketemu di tulisan yang lainnya ya, doakan saya tetap konsisten dalam membagikan apa yang sudah saya alami kepada para pembaca sekalian, semoga apa yang saya tuliskan dapat memberikan manfaat buat banyak orang dan terkuhususnya buat saya sendiri. 

Salam sehat.. (Wiransyah, Yudhis) 

Jakarta, 17 Desember 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun