Jangan panggil namaku di sana
Aku tak lagi ada
Di sana hanya ruang kosong tak terjaga
Aku telah berpindah purnama lalu
Keberadaanku kini sulit di jelaskan
Aku ada di labirin paling rahasia
Aku seperti angin yang lalu lalang
Di antara sepi malam nan kelam
Jangan panggil namaku di sana
Di sana hanya ada halaman yang pilu.
Gemericik hujan yang menyusuri tanah,
Seakan dewa-dewi yang bercerita di setiap tetesnya
Seperti syair kuno yang sembunyi makna
Hanya puisi erat peluk luka, diam dalam gelap.
Juga angin ikut mencari makna yang hilang.
Dengan mata hati yang buta huruf
Sekali lagi
Jangan panggil namaku di sana
Di sana hanyalah ruang kosong.
Tetaf, 14 Maret 2024
Editor : Thomas Edison/SP
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H