Mengajarkan Akhlaq Qurani di Rumah (1) Pendahuluan

Seringkali ketika kita membahas pengamalan quran, yang terbayang adalah ayat2 hukum, dan fiqh padahal..

Ada ikhtilaf di kalangan para ulama tentang jumlah ayat-ayat hukum di dalam Al-Qur'an. Mulai dari ratusan ayat sampai kepada beberapa puluh ayat saja. Barangkali satu-satunya ayat yang jelas-jelas mengajarkan fikih adalah ayat tentang wudhu (QS. Al-Maidah:6). Hampir tidak ada rincian fikih di dalam Al-Qur'an. Yang paling menarik adalah kenyataan bahwa ayat-ayat tentang fikih selalu dihubungkan dengan akhlak. Bahkan, sering kali ulama berkata bahwa 'jumlah ayat akhlaq (tersurat maupun tersirat) jauh lebih banyak dibanding ayat-ayat hukum.

Salat dalam definisi Al-Qur'an adalah sesuatu yang dapat mencegah kekejian dan kemungkaran (QS.Al-Ankabut:45).

Puasa diwajibkan untuk melatih orang agar menjadi orang yang takwa (QS. Al-Baqarah :183). Dan takwa dan orang-orang yang takwa adalah " Orang-orang yang menginfakkan hartanya dalam suka dan duka, yang mampu menahan amarahnya, yang memaafkan orang lain...Dan yang berbuat baik (QS. Ali Imran 136).

Haji harus dilakukan dengan memelihara akhlak : "Barangsiapa yang melakukan kewajiban Haji, maka hendaklah ia tidak berkata kotor, tidak melakukan kefasikan dan tidak bertengkar pada waktu Haji (QS. Al-Baqarah :197). Zakat menjadi sia-sia apabila diikuti dengan kecaman dan kata-kata melukai hati : "Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan) si penerima, seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian (QS. Al-Baqarah 264). (dari http://forumm.wgaul.com/archive/index.php/t-21542.html)

Sekedar memberi gambaran, bahwa akhlaq qurani (akhlaq yang dibahas dalam ayat2 al quran), bisa dibagi secara umum menjadi beberapa bagian.

1. 
   
2. akhlaq terhadap diri sendiri. Ada beberapa ayat yang membahas ini, misalnya, tentang menjaga kebersihan diri, tidak mencelakakan diri sendiri, berhias dan berpenampilan rapi, tidak berlebihan, tidak mubadzir, makan yang halal, dsb.
   
3. akhlaq terhadap orang tua Ada beberapa ayat yang membahas tentang orang tua, misalnya berbuat baik terhadap orang tua, mendoakan orang tua, berterimakasih terhadap orang tua, bersyukur terhadap (pemberian) orang tua, tidak berkata kasar terhadap orang tua dsb.
   
4. akhlaq terhadap teman/orang lain Ayat-ayat yang membahas tentang ini, misalnya tentang berdamai, mendamaikan teman yang bertengkar, memberi salam, tidak berdusta, menyampaikan amanat, dsb
   
5. akhlaq terhadap al quran, bersuci sebelum menyentuh Quran, membaca taawudz, membaca yang mudah-mudah dulu, dsb.
   
6. akhlaq terhadap Allah, misalnya bersyukur, shalat, berdoa, melakukan apa yang dikatakan, merasa Allah selalu melihat, mematuhi perintah, dsb
   
7. akhlaq terhadap Rasulullah, misalnya bershalawat, meneladani perilakunya, dsb.
   
8. dan kategori-kategori lain yang tidak tersebutkan di sini.
   

Misi Rumah Qurani dengan metodenya adalah "memberikan kenangan terindah tentang Al Quran kepada anak-anak".

Kenangan Terindah ini tentu saja tidak akan dapat dicapai dengan pemaksaan, drilling, intimidasi/ancaman, dan cara-cara yang tidak membuat anak senang dalam belajar.

Bahkan, kalau memungkinkan, anak bisa belajar tanpa merasa diajari, merasa bermain, namun dia berfikir, "oh.. aku tau sekarang..", dsb.

Hal itu memang sulit namun tidak mustahil dilakukan Diperlukan pemahaman psikologi anak, kemampuan bergaul dengan anak, bermain dengan anak, dan berbahasa anak.

Inilah sebabnya dalam pelatihan Rumah Qurani selalu ada materi-materi tersebut: psikologi anak, bermain, kreativitas, bercerita, dan tentu saja, bekal untuk memahami Al-Quran secara benar.

Di rumah, segala situasi dapat menjadi bahan untuk pembelajaran Al-Quran. Saat bermain, menjelang tidur, bangun tidur, makan, minum, mandi, dsb.

Masalahnya adalah bisakah orang tua menyampaikannya dalam situasi yang tepat dan kondisi anak sedang kondusif.