Mohon tunggu...
Rumah Kepemimpinan
Rumah Kepemimpinan Mohon Tunggu... Lainnya - Rumah Kepemimpinan adalah institusi milik bangsa yang mengelola dana Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf dari masyarakat dalam rangka mempersiapkan calon-calon pemimpin masa depan.

10 Angkatan, 257 Peserta, 1587 Alumni.

Selanjutnya

Tutup

Money

Bukalapak IPO: Mengenang Kembali Pendiri Bukalapak, Ahmad Dzaky

29 Agustus 2021   20:56 Diperbarui: 29 Agustus 2021   21:56 1833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Kampus Bisnis Umar Usman

Gegap gempita salah satu perusahaan marketplace terbesar yang memutuskan melantai di bursa mewarnai publik dalam sebulan terakhir yakni Bukalapak, tidak bisa dilepaskan dari sosok pendirinya yaitu Ahmad Dzaky. 

Kini Ahmad Dzaky telah melepaskan posisinya sebagai Chief Executive Officer (CEO) Bukalapak dan telah mengalihkan tongkat kepemimpinan kepada Rachmat Kaimudin. Ahmad Dzaky saat ini menempati posisi sebagai penasehat Bukalapak dengan kekayaan 4,71 triliun rupiah. 

Namun, masuknya Bukalapak ke dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema initial public offering (IPO) seharusnya mengingatkan kita kembali mengenai perjuangan berdarah-darah sang founder, Ahmad Dzaky. Pemuda yang berasal dari Sragen, Jawa Tengah, lulusan Institut Teknologi Bandung ini dulunya memulai Bukalapak bersama rekan bisnisnya dari sebuah kamar kos-kosan. 

Publik saat ini hanya fokus Bukalapak dinilai terlalu ambisius masuk ke dalam bursa dengan laporan keuangan yang minus, lalu secara latah mengkritik anjloknya harga saham dan ramai-ramai memberi penilaian bintang satu di play store. Pada faktanya Bukalapak merupakan marketplace besar yang pertama kali melantai ke dalam bursa, sehingga kita perlu apresiasi perjuangan para pendiri awal Bukalapak yakni Ahmad Dzaky.

Dzaky muda sebagaimana layaknya anak-anak mahasiswa ITB yang dikenal memiliki ide-ide cerdas. Berusaha menggagas sebuah start up yang mampu mempertemukan umkm dengan para pembeli melalui sebuah marketplace. "Dulu waktu internet masih belum familiar, proposal bisnis saya ditolak berulang kali," kenang Dzaky. Saat itu dirinya sudah sering mengerjakan beberapa proyek pembuatan software dan bergiat dalam beberapa organisasi. 

Selain menjadi mahasiswa ITB, Ahmadz Dzaky juga merupakan alumni Rumah Kepemimpinan Regional Bandung. Sapto Waluyo, Pengajar Jurnalistik di Rumah Kepemimpinan menilai Ahmad Dzaky mendapat banyak bekal pengembangan kepemimpinan dan manajemen strategi dari asrama pemuda-pemuda berprestasi di Regional Bandung yang diisi mahasiswa ITB dan Unpad ini.

Sapto Waluyo menulis dalam sebuah artikel panjang mengenai sosok Ahmad Dzaky saat kritikan Dzaky mengenai rendahnya dana riset Indonesia menjadi viral dan memicu publik antipati terhadap Bukalapak. "Publik tak bisa memahami maksud Dzaky," begitu tulis Sapto Waluyo membela Ahmad Dzaky. 

Satu dekade kemudian Indonesia berbenah dan marketplace yang didirikan Dzaky mendapat banyak pendaan dari investor dan kemudian masuk ke dalam bursa melalui skema Initial Public Offering (IPO).

Perjuangan Ahmad Dzaky seharusnya menjadi pengingat bagi anak-anak muda bahwa hal-hal besar selalu dimulai dari langkah-langkah kecil. Dzaky mengawali ide Bukalapak dari kamar kontrakan, ditolak puluhan investor dan kemudian survive dan beradaptasi serta kemudian menyeruak masuk menjadi salah satu marketplace terbesar di Indonesia. 

Sampai saat ini ribuan pelapak telah sukses memasarkan produk mereka di bukalapak dan ribuan konsumen dari seluruh Indonesia juga dapat dengan mudah menikmati dan membeli produk-produk umkm.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun