Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jumat itu, Kami Shalat di Arafah

16 Desember 2016   09:24 Diperbarui: 16 Desember 2016   13:42 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jumat itu, Kami Shalat di Arafah

Shalat pada Jumat siang itu dilaksanakan dengan cara Jama Qashar, taqdim. Shalat dhuhur yang langsung disambung dengan shalat ashar, masing- masing dua rakaat, dilakukan pada saat Dhuhur. 

Menurut apa yang pernah kubaca, tatacara ini mengikuti apa yang dilakukan Rasulullah saat wukuf di Arafah pada hari Jumat. Ketika itu bukan shalat Jumat yang diselenggarakan, namun shalat Dhuhur yang dijama dengan shalat Ashar.

Ustad yang menyampaikan khutbah wukuf pada kami, kemudian juga menjadi imam shalat Dhuhur dan Ashar kami di Arafah ketika itu.

Ya Allah.. ya Allah.. betapa nikmat dan karunia begitu banyak dilimpahkan pada kami siang itu. Kami, yang jauh dari sempurna, yang banyak melakukan kesalahan, diberi nikmat begitu besar. Diberi kesempatan untuk shalat di Arafah siang itu, pada hari Jumat 9 Dzulhijjah. Alhamdulillah, Ya Allah, Alhamdulillah.

***

Jumat itu, Kami Shalat di Arafah
Jumat itu, Kami Shalat di Arafah
Jumat siang itu, di Arafah.. di Arafah..

Usai shalat dhuhur dan ashar yang dijama, ada waktu istirahat diberikan selama 1 jam untuk memberikan waktu makan siang bagi kami semua.  Lalu, setelah makan siang, kami berkumpul kembali di dalam tenda. Melakukan doa dan dzikir bersama.

Air mata kembali bercucuran saat bersama- sama kami melantunkan doa dan dzikir.

Air mata itu terus ada, sampai setelah itu. Ketika doa dan dzikir bersama tersebut usai, kami para jamaah bersalam- salaman, saling bermaaf- maafan. Air mata dan suara isak tertahan terdengar dimana- mana. Air mata bercucuran deras, terutama ketika para jamaah suami istri saling bersalaman, berpelukan.

Lalu kemudian, sekitar jam setengah tiga sore ketika itu, seusai kami bersalam- salaman diantara para jamaah di dalam tenda, kami diberi kesempatan untuk melakukan doa dan dzikir secara pribadi, di tempat yang kami pilih sendiri. Diantara kami, ada yang tetap berada di tenda, ada yang memilih untuk berdoa di tempat lain di luar tenda.

Aku dan suamiku saat itu memilih lokasi di luar, di pelataran di tenda lain yang bersisian dengan pagar,  dimana dari sana kami bisa mendapatkan pemandangan luas ke lembah di depan kami yang dipenuhi dengan tenda- tenda para jamaah haji dari beragam penjuru dunia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun