Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Shalat Idul Adha di Masjidil Haram

14 September 2016   11:06 Diperbarui: 14 September 2016   14:49 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oh. Tidak akan shalat Ied di Masjidil Haram?

Aku pernah memiliki keinginan itu di dalam hati. Betapa akan menyenangkannya jika bisa Shalat Idul Adha di Masjidil Haram. Hal tersebut sungguh akan menjadi kenangan indah. Namun jika begitu jadwalnya seperti yang diumumkan, berarti  tak akan pernah terjadi aku memiliki pengalaman untuk pernah melakukan Shalat Idul Adha di Masjidil Haram, sekali dalam hidupku.

Tapi baiklah, tak apa, pikirku. Tak apa jika keinginan itu tidak tercapai.

Kusadari  juga bahwa menjalankan shalat Idul Adha di Masjidil Haram tidak termasuk dalam hal yang harus dilakukan dalam rangkaian ibadah haji. Jadi kendati itu tak dilakukan, tak mengapa.

Kuhapus harapanku. Dan kunikmati saja perjalanan kami dari Arafah ke Muzdalifah.

Yang luar biasa macetnya…

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
***

Pengalaman menjalankan ibadah haji dengan nyata menunjukkan satu hal. Yakni apakah kita kecewa atau gembira tentang suatu hal akan sangat tergantung pada apa yang kita sendiri siapkan secara mental.

Kemacetan, misalnya. Merupakan hal yang sehari- hari kutemui. Dalam perjalanan menuju kantor dan pulang kantor ke rumah, kemacetan rutin kualami. Dan seperti kebanyakan orang, aku sering mengeluh dalam hati, “ Aduh.. macet bangettt.. jam berapa sampainya kalau macet begini? “

Tapi ketika menjalankan ibadah haji, kupersiapkan mentalku akan kemacetan yang akan kami hadapi. Kemacetan perjalanan dari Madinah menuju Mekah. Kemacetan perjalanan ke Mina. Ke Arafah. Dan lalu.. kemacetan yang amat sangat ke Muzdalifah.

Ya, kemacetannya luar biasa. Perjalanan dari Madinah ke Mekah, lalu dari apartemen transit ke tenda di Mina, masih tak seberapa dibandingkan kemacetan perjalanan dari Arafah ke Muzdalifah. Pada kedua saat sebelumnya, pergerakan jamaah haji masih terpencar baik hari, jam dan titik awal perjalanannya. Tapi di malam hari tanggal 9 Dzulhijjah itu, titik awal dan titik tujuan jutaan orang itu sama. Dari Arafah ke Muzdalifah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun