Akan ada jutaan manusia akan bergerak pada saat yang sama untuk melempar jumrah di Mina pada hari- hari puncak ibadah haji. Melempar jumrah, tak dilakukan hanya sekali. Hal itu akan dilakukan beberapa hari berturut- turut dimulai pada hari Idul Adha tanggal 10 Dzulhijah, dan paling sedikit dua hari lagi setelahnya. Jamaah haji akan bergerak dari tendanya masing- masing menuju tempat melempar jumrah, kemudian kembali ke tenda. Dan pada hari berikutnya kembali lagi dari tenda ke tempat melempar jumrah, kembali ke tenda lagi, lalu melalukannya lagi keesokan harinya.
Maka dekat atau jauhnya letak tenda dari tempat melempar jumrah akan mempengaruhi kemudahannya.
Dan malam itu, kudapati bahwa tempat melempar jumrah itu berada hanya beberapa ratus meter dari tenda kami. Tenda kami, ternyata,merupakan salah satu dari deretan tenda terdekat dari tempat melempar jumrah itu.
Semua berjalan baik dan lancar.
Kupahami sepenuhnya, semua kebaikan dan kelancaran itu hanya bisa terjadi atas kehendakNya.
Di dalam tenda hari itu, diberikan petunjuk dan pengumuman. Dari Mina, kami akan berangkat ke Arafah. Kami diminta bersiap- siap meringkas barang- barang yang akan kami bawa ke Arafah. Yang tak perlu, ditinggal di dalam tenda di Mina. Sebab kami akan kembali lagi kesana pada 10 Dzulhijah.
Dan begitulah. Sebelum subuh pada hari Jumat 9 Dzulhijjah 1435 H, 3 Oktober 2014, bus kami bergerak dari Mina ke Arafah.
Seperti kukatakan sebelumnya, telah kuturunkan harapan- harapanku pada akomodasi yang akan kami dapatkan selama di Tanah Suci. Kuniatkan untuk tak akan banyak mengeluh soal makanan, penginapan, atau apapun. Hal- hal terkait akomodasi itu telah kami pelajari dan kami putuskan pilihannya saat kami mendaftar ibadah haji sebelumnya. Setelah itu, kupasrahkan saja semuanya. Tak lagi terlalu banyak kupikirkan hal itu.
Apalagi telah kudengar banyak cerita, banyak kisah, tentang tenda, makanan, toilet dan beragam kisah lain terkait dengan hari- hari puncak ibadah haji di Mina dan Arafah. Tenda yang panas, yang berdesakan, makanan yang tak sesuai dengan lidah, toilet yang antri – telah kudengar ceritanya.Kusiapkan mental untuk hal tersebut.