8 Dzulhijjah 1435 H.
Hari Kamis, 2 Oktober 2014 saat itu.
Inilah hari yang ditunggu- tunggu oleh kami semua.
Hari itu, kami kembali menggunakan pakaian ihram, yang untuk para jamaah lelaki, dengan menggunakan dua lembar kain berwarna putih tak berjahit. Niat berhaji kami baca pada hari itu.
Dadaku bergemuruh. Bergetar. Terharu.
Ah, entahlah. Kata- kata tak akan mampu menggambarkan apa yang kurasakan saat itu. Kebahagiaan dan kecemasan bergabung menjadi satu.
Rangkaian kegiatan ibadah haji telah kami mulai saat pertama kali kami tiba di Mekah sekitar dua minggu sebelumnya. Berangkat dari Madinah dan mengambil Miqat di Masjid Bir Ali, setibanya di Mekah kami melaksanakan ibadah umrah.
Setelah umrah itu, kami melepaskan pakaian ihram. Sembilan hari di Mekah, beribadah di Masjidil Haram, kemudian kami bergerak pindah dari hotel di dekat Masjidil Haram ke Apartemen Transit selama beberapa hari, dan…
Tibalah hari yang kami tunggu- tunggu itu.
Kami akan berangkat ke Mina hari itu.
Tenang.. tenang, kukatakan pada diriku sendiri. Ikhlas, pasrah, sabar, demikian aku terus mengulangi kata- kata itu, menyerapnya dalam hati, mengulanginya berkali- kali seraya berdoa dalam hati agar kami diberi kelancaran selama melaksanakan rangkaian ibadah haji kami di Mina dan Arafah.