Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rumput Tetangga Selalu Tampak Lebih Hijau..

17 Agustus 2016   09:15 Diperbarui: 17 Agustus 2016   09:32 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.coachants.harianbernas.com

Dan saat itulah kupahami dengan jelas apa arti peribahasa populer itu...

RUMPUT tetangga selalu tampak lebih hijau. There's greener grass in the neighbor’s yard. 

Beberapa waktu yang lalu, aku mengobrol dengan seorang kawan. Percakapannya, tak jauh- jauh, tentang anak- anak.

Si sulung cah ayu di keluarga kami, memperoleh beasiswa. Tak lama lagi dia akan berangkat untuk kuliah ke luar negeri dengan beasiswa yang diberikan oleh sebuah lembaga yang prestisius yang merupakan konsorsium dari beberapa negara.

Teman yang mengobrol denganku itu, salah satu anaknya juga bersekolah di negara kemana cah ayu akan berangkat. Bukan dengan beasiswa, anak ini kuliah dengan biaya sendiri dari orang tuanya.

Pagi itu, percakapan berkisar tentang dimana anaknya tinggal, dimana anakku nanti akan tinggal, berapa biaya hidup, bagaimana makan sehari- hari, berapa uang saku per bulan, dan sebagainya.

Dalam percakapan itu, temanku bertanya,

" D.. " katanya, " Cah ayu berangkat, ada biaya yang mesti ditanggung? "

" Enggak, " jawabku, " Semua tercover beasiswa.."

" Full ? "

" Iya, full scholarship. Sejak pengurusan visa, pesawat berangkat, biaya akomodasi dan biaya hidup di negara tujuan, biaya yang berhubungan dengan kuliah, hingga pesawat pulang ke tanah air nanti, semua ditanggung pemberi beasiswa. “

" Wah, “ komentar temanku, “ Jadi gratis semua ya? Enak banget.. "

" Iya, gratis. Alhamdulillah.. " jawabku.

Dan hmmm.. itulah. Begitu percakapan tersebut selesai, aku teringat peribahasa yang mengatakan tentang rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau itu.

Adakalanya aku sendiri jika melihat para orang tua yang karena kemampuan materinya bisa mengirimkan anak untuk sekolah ke luar negeri dengan santai sebab memiliki uang yang begitu berlimpah lalu berpikir, betapa senangnya ya memiliki uang begitu banyak, bisa kirim anak sekolah kemana saja dengan tenangnya begitu.

He he.

Tapi kemudian usai percakapan dengan teman yang kuceritakan di atas itu, kusadari, bahwa soal rumput itu, sebetulnya sama- sama hijau. Ya itu, manusia saja yang suka berpikir bahwa rumput tetangganya lebih hijau.

Padahal.. look at this...

Pada yang satu, Allah memberikan keleluasaan materi pada sepasang orang tua yang kemudian mengirimkan anaknya untuk kuliah di suatu negara tertentu. Pada yang lain, contohnya pada keluarga kami, rejeki diberikan langsung pada anaknya melalui jalur beasiswa.

At the end of the day, anak- anak ini akhirnya sekolah ke negara yang sama walau sumber dananya jalurnya berbeda.

Cuma kita aja yang suka mikir jalur yang satu tampak lebih enak dan mudah dari yg lain padahal.. ya itu.. ketika yang satu berpikir betapa enaknya punya uang banyaaakkk jadi bisa kirim anak sekolah ke luar negeri dengan uang yang banyak itu, pihak yang lain berpikir duh betapa enaknya ya, bisa kuliah ke luar negeri dengan beasiswa, tidak perlu mengeluarkan biaya sedikitpun, gratisan karena semua ditanggung.

Jadi, hijau rumput di halaman rumah sendiri maupun di halaman rumah tetangga sebetulnya mungkin sama saja. Hanya keliatannya aja rumput tetangga lebih hijau itu…

Ujung- ujungnya, daripada resah ngintipin rumput tetangga, lebih baik merawat rumput di halaman sendiri, lalu bersyukur dan nikmati saja rejeki yang dilimpahkan Sang Maha Cinta bagi kita itu…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun