Tissue bekas… lagi?!
IH. Dee menatap gemas pada pegangan pintu taksi yang ditumpanginya siang itu.
Sudah beberapa kali hal ini dia temukan. Dia naik taksi, dan ada gumpalan tissue bekas ditinggalkan penumpang sebelumnya di pegangan pintu taksi.
Duh. Ampun deh.
Bukan cuma tissue, tapi Dee juga pernah menemukan gumpalan tissue beserta potongan receipt belanja dari kasir. Pernah juga menemukan ada bungkus coklat ( isinya sih, sudah habis ) ditinggalkan tergeletak begitu saja di atas kursi penumpang di belakang supir.
Duh, begitu sulitkah untuk bisa tertib?
Untuk bisa menghormati kebersihan di kendaraan umum?
Ya, benar. Kendaraan umum.
Barangkali penumpang yang meninggalkan tissue itu mengharapkan supir taksi memeriksa dan membuang tissue bekas pakai tersebut. Tapi hal itu secara realistis mungkin tak bisa terjadi. Sebab sampah tissue ( atau bungkus coklat, dsb ) itu ada di kursi penumpang. Sementara supir taksi pada kebanyakan waktu terus menerus berada di belakang kemudi. Pada jam sibuk, mungkin bahkan hanya sedikit jeda waktu taksi kosong antara satu penumpang dengan penumpang lainnya.
Maka, para penumpanglah yang harus saling menghormati.
Yuk tertib.. tertib.. bersih.. bersih.. Yuk saling menghargai. Masa’ sih, bisa naik taksi tapi nggak bisa bersikap baik dan bersih? He he..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H