Menjelang pasar, ada warung kecil yang memasang tulisan “campur lorjuk”. Kami berhenti disana. Tapi pemilik warung mengatakan, hari itu tak ada campur lorjuk tersedia.
“ Lorjuk-nya yang tak ada, “ katanya, “ Dimana- mana juga tidak ada. Sedang tidak musim. “
Hmmm.
Lorjuk ( atau lurjuk , demikian ejaannya di tempat lain), merupakan sejenis kerang yang bentuknya memanjang. Selama ini aku biasa membelinya dalam bentuk kering, dan biasanya kucampurkan ke dalam sayur lodeh.
Bahwa ternyata lorjuk itu bisa dimasak dalam bentuk lain selain dicampurkan ke dalam lodeh, tak kuketahui sebelumnya.
Lalu, sebab dia sejenis kerang- kerangan, kupahami bahwa bisa jadi ada saat- saat dimana pasokan lorjuk dari para nelayan menipis. Wah, pikirku, sayang sekali jika justru saat aku sedang ingin mencicipi Campur Lorjuk ketika berada di Pamekasan itu bertepatan dengan saat lorjuk sedang langka.
Walau menurunkan harapan, kami tak putus asa.
Perjalanan menuju pasar tetap kami lanjutkan. Dan kemudian, disana, kami temukan lagi sebuah tanda yang menunjukkan bahwa sekitar 100 meter membelok dari arah tanda tersebut, ada penjual Campur Lorjuk.
Dan…
Kami beruntung kali itu.
Warungnya kami ketemukan, dan Campur Lorjuknya tersedia.