“ Kan bisa video call, bu, ada Skype, atau yang lain lagi. “
“ Tapi dik, kalau video call kan ibu nggak bisa meluk adik.”
Dan tanpa merubah raut mukanya, si bungsu menjawab” Well, you can pretend.. “
Ugh. Aku tertawa. Ya ampun. You can pretend, katanya. Masa’ sih, ada..pura- pura memeluk kalau kangen? Ha ha.
Tapi mungkin urusan semacam itu memang bukan hal yang terlalu ajaib bagi generasi Z.
Sebab di saat lain, pernah kusodorkan pipiku pada si bungsu ini sambil berkata, “ Eh, dik, rasanya seharian ibu belum dicium deh.. “
Dan si bungsu yang saat itu sedang mengutak- atik telepon genggamnya menjawab, “ Bentar bu, aku kirim via Bluetooth ya… “
Haduh dik.. dikkk.. lha masa’ sih, cium aja dikirim secara virtual.
Bener- bener deh… hahaha.
***
Well.. tapi sungguh. Betapapun tidak nyambungnya percakapan dengan anak- anak itu, aku selalu mencatatnya sebagai keindahan tak terperi.