Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pernikahan Kami dan Lagu Kenangan Itu

31 Juli 2015   11:49 Diperbarui: 12 Agustus 2015   04:49 1393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Oh tentu saja dok. Gak masalah. Berapa lama?" tanyaku.

"Tiga bulan pak," jawab si dokter.

"Waduh, tiga bulan dok? Bukannya tiga hari?" tanyaku memastikan. Puasa tiga bulan itu bukan waktu yang singkat. Tapi demi si calon buah hati, terpaksa aku harus mematuhi.

Dan berbulan kemudian, anak kami yang pertama lahir. Dan seperti yang kami minta ke Sang Pencipta, yang lahir lakil-laki

Kami mensyukuri hal itu dan menganggapnya sebagai anugerah Tuhan yang luar biasa. Kami pun menamainya dengan nama dalam bahasa Ibrani yang artinya "Allah memberi anugerah".

Tiga tahun kemudian istri mengusulkan agar kami memberi adik untuk si sulung. Dan karena anak pertama cowok, kami inginnya anak kedua cewek. Kami pun mencoba menerapkan sesuai 'teori' yang aku baca, tentu sambil memohon kepada Yang Kuasa. Dan anak kami yang kedua lahir. Perempuan. Kami memberi nama yang artinya "putri yang cantik". Beberapa tahun kemudian, anak yang ketiga lahir. Laki-laki, yang dinamai sesuai kombinasi nama kedua kakaknya.

Perjalanan panjang

Menikah itu menyenangkan. Namun realitanya tak hanya perasaan senang yang kami rasakan. Belasan tahun menikah kami telah melalui berbagai hal. Ada banyak momen yang membuat kami tertawa. Namun ada juga masa ketika kami menangis. Ada saat yang mengharukan, menggetirkan, mengagetkan menggemaskan dan menakutkan.

Ada banyak tantangan. Cobaan. Godaan. Badai. Topan. Gelombang. Jalan yang kami tempuh tak hanya berliku namun penuh batu dan kerikil tajam. Kadang kami jatuh dan terperosok. Namun untunglah, dengan pertologan Yang Kuasa, kami bisa bangkit lagi.

Kini, setelah belasan tahun menikah, kami sudah saling memahami. Kami juga tahu bahwa ada perjalanan panjang yang menanti. Seiring dengan makin besarnya anak-anak, dengan pesatnya perkembangan teknologi, dengan makin besarnya tantangan, pernikahan bukan sesuatu yang mudah.

Namun kami yakin, tantangan itu bisa dilewati. Tentu tak hanya dengan senyum dan tawa. Akan ada tangis dan air mata. Akan ada kerumitan dan kegelisahan. Akan ada amarah dan saling diam. Namun kami yakin, dengan tuntunan Yang Maha Kuasa, kami akan bisa melalui hal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun