[caption caption="Young Guns II (greatwesternmovie.com)"][/caption]
TAHUN 1990, aktor Emilio Estevez yang menjadi pemeran utama pada film koboi berjudul Young Guns II sedang mencari lagu yang cocok sebagai soundtrack. Dia mendatangi Jon Bon Jovi, pentolan grup musik rock Bon Jovi. Emilio tahu kalau Bon Jovi punya 1 lagu yang bercorak cowboy, yakni Wanted Dead Or Alive. Emilio meminta ijin untuk menggunakan lagu itu sebagai soundtrack.
Jon Bon Jovi kemudian bertanya, film Young Guns II itu ceritanya seperti apa. Setelah Emilio memberi tahu bahwa film itu berkisah tentang sepak terjang salah satu figur terkenal di era Wild West yakni Billy The Kid, Jon mengatakan kalau lagu Wanted tidak cocok sebagai soundtrack. ”Tapi jika kau mau, aku bisa membuat lagu khusus untuk film itu,” kata Jon.
Tawaran Jon diterima Emilio dengan senang hati. Jon kemudian mendatangi lokasi syuting di New Mexico, membuat lagunya yang diberi judul Blaze of Glory dan memperdengarkannya di depan Emilio, juga pada produser dan semua kru film.
“Kami sedang makan hamburger ketika Jon (Bon Jovi) datang. Dia mengambil serbet dan selama sekitar enam menit dia menulis lirik lagu. Dia kemudian memberikan serbet itu kepada Emilio. Jon membuat lagu yang kelak menjadi nomor satu di AS tepat di depan kami, membuat kami semua terlihat bodoh,” kenang Kiefer Sutherland, salah satu pemeran Young Guns II dalam sebuah wawancara.
Selain lagu, Blaze of Glory kemudian menjadi nama album. Untuk melengkapi, Jon juga membuat sembilan lagu lainnya, yang semuanya terinspirasi dari potongan adegan pada film Young Guns II.
Album Blaze of Glory meraih posisi 3 pada Billboard 200 dan peringkat 2 di UK Albums Chart. Sebagai single, lagu “Blaze of Glory" meraih posisi nomor 1 pada tangga lagu Billboard Hot 100 dan Mainstream rock charts. Lagu lain pada album itu yang diluncurkan sebagai single, "Miracle" menempati posisi #12 pada Billboard Hot 100 dan #20 pada Mainstream rock charts.
Tantangan ide
Sebagai musisi yang menjadi vokalis utama grup rock, sudah lama Jon Bon Jovi memendam keinginan untuk membuat album solo. Album di mana dia bisa mencurahkan semua kreativitas, dan membuat musik yang berbeda dengan yang biasa dimainkan Bon Jovi.
Namun, selama bertahun-tahun, Jon tak menemukan ide untuk albumnya. Dia juga tak punya bayangan, apa yang dia inginkan dan seperti apa musik yang akan digunakan dalam album solo itu. Hingga datang tawaran dari rekannya Emilio, yang kemudian memancing kreativitasnya.
Ide untuk membuat sountrack sebuah film koboi sangat menantang. Tantangan itu ditanggapi Jon dengan positif. Tantangan itu memicu idenya. Dia membuat lagu yang tak hanya cocok dengan jalan cerita film, namun juga sesuai dengan jiwa dan semangatnya.
Proses kreatif dalam pembuatan album Blaze of Glory juga membuat gaya penulisan lagu Jon menjadi lebih dewasa. Jika sebelumnya, ketika membuat lagu-lagu Bon Jovi, Jon cenderung berkutat dalam tema cinta, pada Blaze of Glory temanya lebih dewasa. Karena dia berkisah tentang kehidupan. Tentang perjuangan manusia. Tentang harapan. Mimpi. Dan dendam.
Kelak, kedewasaan Jon dalam menggarap lagu terlihat pada album Bon Jovi selanjutnya, Keep The Faith.
Potensi terpendam
Pada dasarnya, kita seperti Jon Bon Jovi. Yang punya potensi terpendam dalam diri. Potensi yang tertidur karena tak pernah dibangunkan. Ada keinginan terpendam yang tak pernah tersalurkan karena tak tahu bagaimana membukanya.
Jon akhirnya menemukan ‘saluran’ untuk ‘membuka’ potensinya. Yakni ketika dia tertantang untuk membuat album soundtrack. Dan potensinya memang tergarap dengan maksimal. Yang ditandai dengan masuknya lagu ciptaannya pada puncak tertinggi tangga lagu.
Kita seharusnya mencontohi Jon. Yang bisa menemukan alasan yang tepat untuk membuka potensi yang tertidur. Yang bisa menemukan pintu yang tepat untuk menyalurkan ide yang terpendam.
Bagaimana caranya bisa mendapatkan alasan untuk membuka sumbat yang membelenggu potensi? Dengan melhat sekeliling. Dengan mengamati sekitar, dan menantang diri sendiri untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan. Dengan menantang diri sendiri untuk menggarap sesuatu yang selama ini dianggap sukar dilakukan.
Jika Anda merasa senang menulis namun belum pernah menulis, cobalah menulis. Jika selama ini Anda hanya menulis opini, cobalah membuat cerita pendek. Cobalah membuat puisi. Cobalah membuat novel. Dan Anda akan takjub ketika potensi yang ada di dalam diri tiba-tiba meluap menjadi sebuah karya.
Jika Anda senang menyanyi dan merasa punya potensi menjadi pencipta lagu, cobalah membuat lagu. Mulai dulu dari yang sederhana. Tak usah takut jika hasilnya jelek. Karena sesuatu yang besar harus dicapai melalui proses yang panjang. Dengan berlatih dan berlatih, kelak karya yang dihasilkan akan menjadi lebih baik.
Jika menyukai sesuatu dan ingin menghadirkan nuansa yang lebih dalam dan menantang pada hal yang disukai, tantanglah diri Anda untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Sesuatu yang berbeda.
Jangan batasi potensi dalam diri. Dan Anda akan takjub dengan hasilnya. []
Catatan:
Tulisan ini sedianya akan dilengkapi video clip lagu 'Blaze of Glory' namun kayaknya fitur untuk menambahkan video di Kompasiana versi baru ini gak ada ya? Ada yang tau?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H