Komentar ngawurku berlanjut dengan beberapa kali berbalas komentar dengan mas Thamrin yang akhirnya menanyakan apakah aku juga tidak keberatan menjadi 'bintang tamu' dalam cerpennya.
Pertanyaan yang kujawab dengan: tentu saja tidak, sepanjang nanti bintang tamunya digambarkan sebagai orang keren, bukan orang yang suka ngedumel. He he he.
[caption id="attachment_251471" align="aligncenter" width="445" caption="Gambar: pamelaclare.blogspot.com"]
Nah, saat berbalas komentar itulah ingatanku terbang pada suatu masa dulu, ketika ada seorang kawan baik yang kukenal sejak aku duduk di bangku SMP yang mengatakan bahwa aku adalah sumber inspirasi yang tak pernah kering baginya.
Ehm.
Tentu, jangan tanyakan padaku kenapa dari begitu banyak orang di dunia yang jelas lebih patut dan masuk akal untuk menjadi sumber inspirasi, justru aku yang menurutnya tak henti membuat ide- idenya mengalir.
Tapi begitulah yang terjadi.
Teman baikku ini terpaut cukup jauh usianya di atasku.
Aku adalah 'adik kecil' baginya.
Dan berjuta puisi, serta cerita pendek tercipta dari dia yang memang piawai menulis -- saat duduk di SMA, kawan ini juara menulis tingkat provinsi.
Kala itu, sering kudapatkan guntingan koran dan majalah darinya. Untuk adik kecilku, katanya selalu.