Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Uniknya Anak-anak: The Gifted Children

24 Maret 2013   15:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:18 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benarkah hanya ada senang belaka ketika kita membesarkan anak- anak yang (terlalu) cerdas?

JIKA ada satu topik yang sebetulnya sejak lama kuniatkan untuk kutuliskan secara khusus ketika aku mulai memiliki blog, dan ternyata tak semudah itu untuk diwujudkan, maka topik itu adalah topik tentang anak- anak...

Sejak dulu, aku sebenarnya ingin sekali berbagi cerita tentang anak- anakku. Ketiga anak unik-ku. Sudah beberapa kali kucoba, tapi biasanya cerita yang kutulis tak sedalam yang kuinginkan, atau bahkan tak selesai.

Ada banyak hal yang bisa ditulis, sebenarnya. Yang jadi masalah memang bukan bahan tulisannya, tetapi mengatasi emosi saat menulisnya.

Aku berniat menulis untuk bersenang- senang. Detoksifikasi. Mengeluarkan limbah- limbah dari kepala dan hati. Dan topik tentang anak- anak ternyata agak rumit. Selalu senang menulis tentang mereka, tentu saja, tapi adakalanya beragam emosi yang kucoba kuredam sekian lama selama membesarkan mereka lalu melimpah keluar saat menulis topik ini. Emosi- emosi yang kadangkala meluap, mengalir keluar tak terkendali, membuatku banjir air mata dan terpaksa beralih menuliskan topik lain...

***

[caption id="attachment_243884" align="aligncenter" width="462" caption="Gambar: professorlamp.com"][/caption]

Aku tercengang.

Suatu hari, seorang kawanku, Kepala Sekolah sebuah SMP, menceritakan bahwa salah seorang muridnya yang sangat cerdas tidak diterima di SMA Negeri favorit di kota tempat tinggalnya, sebab 'salah' menjawab saat sesi wawancara yang merupakan bagian dari rangkaian test masuk SMA tersebut.

Kasihan anak itu.

Sebab, menurut aku tak ada yang salah dengan jawabannya. Begitu pula menurut kawanku itu. Itu sebabnya dia menceritakan hal tersebut padaku. Sebab dia tahu, aku akan dapat memahami jawaban anak tersebut, sama seperti kawanku itu dapat memahaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun