[caption id="attachment_258893" align="aligncenter" width="332" caption="Gambar: www.childcareclair.com"]
Jangan lupakan satu hal, bahwa dunia berputar, dan perubahan terjadi.
Apa yang dulu kurang baik bisa berkembang menjadi baik. Yang dulu baik, ternyata pada akhirnya, perlu ditinggalkan sebab sudah tak lagi sesuai paham dasarnya.
Yang terakhir ini, pernah kami alami saat tanpa rencana, kami terpaksa memindahkan si kecil, anak lelaki kami yang bungsu ke sekolah lain ketika dia naik ke kelas 3 SD.
Terpaksa. Daripada jiwanya cedera.
Ada banyak school bullying terjadi. Dan yang lebih parah, pada suatu titik kami menyadari, tampaknya ada kecurangan besar di lembaga pendidikan tersebut. Ada kursi- kursi yang dijual, ada anak- anak yang dilecehkan harga dirinya.
Soal kursi yang dijual itu, duuuhhhh... kemana saja, habis berkelana ke planet lain ya? Dari dulu juga yang begitu itu ada.
Ya benar, ada. Aku tahu bahwa sering pada masa penerimaan murid baru ada situasi seperti itu, terutama di sekolah- sekolah favorit. Biasanya -- tidak semua, tentu -- di sekolah Negeri.
Tapi ini aku bicara tentang sebuah sekolah swasta, yang konon bernafaskan agama. Dan aku bicara tentang satu jenis kelas yang dibuat untuk anak- anak CIBI. Cerdas Istimewa, Bakat Istimewa.
Pendidikan, dan program yang baik, memang hanya akan jadi baik jika dikelola oleh manusia yang baik pula kualitasnya. Jika tidak, hancur semua sistem itu.
Dan pada suatu hari, dengan sangat geram, tercengang, kecewa, sedih, marah, kusadari bahwa anak bungsu kami, si kecil yang saat itu belum lagi genap berusia delapan tahun, harus berhadapan dengan situasi semacam itu. Dengan sistem yang dirusak.