Aku yang memang tadinya bermaksud meneruskan perjalanan dan sudah kembali ada di dalam gerbong KRL 'Commuter Line' itu hanya bisa berdoa dan pasrah ketika pintu KRL itu tertutup, namun masinis tak berani menjalankan kereta itu sebab belum ada perintah dari petugas pengatur perjalanan kereta api.
Ada penumpang KRL Ekonomi yang menyerbu masuk, menghalau para penumpang KRL 'Commuter Line' untuk keluar (padahal pintu tertutup), serta berusaha mencegah masinis menjalankan KRL 'Commuter Line' itu. Juga ada kejar-kejaran antara petugas dan penumpang ekonomi diatas KRL 'Commuter Line' ini.
Aku mulai was- was sebab kusadari saat itu bahwa terjebak di dalam gerbong!
KRL yang kutumpangi tak juga beranjak maju, sementara itu, di luar, para penumpang KRL Ekonomi mulai menggedor- gedor jendela gerbong dimana aku berada sembari berteriak- teriak tak terkendali.Di sekitarku, beberapa perempuan mulai menangis, sebagian bahkan sudah menjerit- jerit histeris.
Aku berupaya tetap tenang, memikirkan jalan keluar.
Hanya logika yang akan bisa membantu, bukan emosi sesaat, ketika mimpiku untuk segera pulang ke rumah hangat penuh cinta malam itu ternyata terhalang oleh kejadian mengerikan yang tak pernah kudamba akan pernah kualami...
p.s:
Artikel selanjutnya : http://metro.kompasiana.com/2013/04/14/antara-stasiun-bawah-tanah-di-atlanta-dan-stasiun-krl-depok-lama-mana-yang-lebih-berbahaya-sebetulnya--551159.html
***