Sejak kecil, kuajarkan mereka untuk mandiri. Kulatih juga untuk menjadi pemberani.
Dan...
Saat mereka tumbuh besar dan menjadi pemberani, lengkap dengan sifat 'nakal' ala ABG, akulah yang malah kadangkala panik sendiri. Aduh, kenapa pertanyaan dan permintaan mereka aneh- aneh begini ya?
Bukan hanya 'aneh- aneh', tapi seringkali mereka bertanya at the last minute pula, sehingga tak cukup memberikan waktu untuk berpikir, atau mencari informasi yang bisa dipertanggungjawabkan untuk pengambilan keputusan.
Itulah yang terjadi ketika dengan tenang seakan itu kalimat paling wajar di dunia, putri sulungku bertanya, " Ibu, aku nanti boleh berenang dengan hiu, kan? "
Apaaaaa? Berenang dengan... hiu?!
Kuputar otak, kucoba mencari referensi dari bacaan, atau percakapan yang pernah kulakukan dengan kawan- kawan yang mungkin tersimpan dalam ingatan, tapi tak ada data tentang berenang dengan hiu di kepalaku.
Satu- satunya hal yang kutahu tentang hiu adalah bahwa hiu terancam punah akibat ulah manusia. Populasinya terus berkurang akibat mereka banyak diburu, terutama untuk diambil siripnya, dan juga dagingnya, buat dikonsumsi manusia.
Ah, jadi barangkali sebenarnya manusia lebih ganas dari hiu, ya, dengan jahil otakku berpikir. Tapi kejahilan itu tak cukup untuk menjawab pertanyaan anakku, apakah aku akan mengijinkan anakku berenang dengan hiu.
Aku bukan orang yang senang bermain- main dengan binatang buas. Binatang kesayanganku adalah kucing. Ketika aku kecil, ayahku juga melatih aku untuk tak takut pada ulat. Itu mungkin satu hal yang membedakan aku dengan kebanyakan perempuan lain yang takut ulat.
Tapi, ulat kan tak mengigit manusia dan kefatalan terbesar yang bisa ditimbulkan ulat 'paling- paling' hanya gatal. Tak seperti hiu yang bisa membunuh.