Dan begitulah akhirnya yang terjadi.
Suamiku mengimami shalat berjamaah kami yang pertama di kota Madinah.
Oh, dadaku terasa sangat penuh dengan rasa bahagia dan kenikmatan yang amat sangat.
Rasa bahagia dan nikmat yang selalu muncul jika kami shalat berjamaah di rumah dengan suamiku sebagai imamnya menjadi berlipat ganda terasa saat itu.
Shalat pertama kami di Madinah, ternyata tanpa direncanakan diimami oleh lelaki yang sangat kukasihi itu.
Dan kembali tanpa dapat kutahan, air mata mengalir membasahi pipiku saat suara yang sangat kukenal itu memperdengarkan takbir pertama, memulai shalat Ashar sore itu…
Ruangan serbaguna itu berdinding kaca.
Di kejauhan menara- menara Masjid Nabawi tampak menjulang indah tertangkap oleh mataku, sementara telingaku mendengar suara suamiku yang memimpin shalat kami petang itu.
Sungguh, kata- kata tak akan cukup untuk mengungkapkan perasaanku saat itu.
Indah. Sangat indah.
Betapa Allah Maha Baik. Begitu banyak kenikmatan yang telah kami peroleh, masih juga ditambahkanNya lagi keindahan lain..