Dee bukan sekali dua kali membeli ayam panggang di kedai itu. Juga, ruas jalan tersebut sering dilewatinya. Maka, dia tahu bahwa apa yang disaksikannya hari ini serta kemarin saat menanti ayam yang dipesannya selesai dipanggang bukan hal biasa.
Tempat perawatan kecantikan itu penuh luar biasa.
Kendaraan parkir mengular. Juga, begitu banyak orang yang masuk, namun jarang yang keluar dari pintu pusat perawatan kecantikan itu mengindikasikan ada antrian panjang di dalam.
Saat menunggu itu, Dee melihat seorang perempuan yang dia kenal menyeberang jalan. Itu Siska, ibunya Tasya, teman sekelas Pradipta. Tampaknya dia baru keluar dari pusat perawatan kecantikan tersebut dan kini hendak membeli ayam panggang.
Sambil menanti matangnya pesanan, mereka mengobrol.
" Habis perawatan muka, Sis? " tanya Dee membuka percakapan.
Siska mengangguk.
" Iya, " katanya. " Mau lebaran, Dee. Mesti cantik kan? "
Dee tersenyum.
" Kami mau mudik, " kata Siska lagi, " Nanti pasti bertemu banyak saudara. Dan akan ada reuni sekolah suamiku. Jadi aku harus siap- siap soal penampilan juga, agar tampil pantas di muka kawan- kawan suamiku? "
Dee tertawa.