Beberapa tahun lalu, seorang teman, anggaplah bernama Jimmy, menghubungi aku. Dia berencana membuat buku tentang sebuah event lingkungan berskala internasional yang digelar di Indonesia. Dia meminta aku menjadi kontributor.
"Poin-poin yang akan dimasukkan nanti aku kirimkan lewat email," kata Jimmy melalui telepon genggam.
Berdasarkan panduan yang dikirim Jimmy di email, aku melakukan riset kecil-kecilan di google, mewawancarai beberapa nara sumber melalui telepon dan kemudian menuliskannya.
Setelah selesai aku mengirimkan tulisan itu melalui email. Di akhir naskah aku tulis ' Jimmy tolong diedit lagi dan disesuaikan dengan gaya bahasamu..."
Setelah itu aku tak pernah menerima informasi dari Jimmy, hingga suatu ketika, lebih dari setahun setelah kukirimkan tulisanku padanya, Jimmy menghubungi aku dan mengajak ketemu.
Kami bertemu di sebuah resto ice cream di sebuah mall ternama.
Sesaat setelah bertemu, sambil tersenyum Jimmy berkata," Buku yang kita buat sudah diterbitkan. Aku tulis nama kamu sebagai kontributor..."
Setelah aku lihat, di halaman balik cover memang tertulis namaku sebagai kontributor, bersama satu orang lain yang tak aku kenal. Dan ternyata tak hanya itu. Namaku ikut tertulis dalam bab 'Ucapan terima kasih', berada dalam satu paragraf bersama beberapa kerabat dekatnya. Tulisan yang aku buat dijadikan satu bab. Di bagian akhir tulisan itu tertera kalimat: bab ini dibuat khusus oleh... (tertulis namaku).
Terus terang aku agak terkejut. Ketika menghubungi Jimmy tak pernah bilang kalau namaku akan ikut ditulis. Tadinya aku pikir bahwa kontributor itu hanya sekedar membantu menulis dan memperbanyak data.
Aku kemudian membaca kembali tulisanku. Dan aku heran karena tak ada yang diubah.
"Kenapa tulisanku tidak kamu edit?" tanyaku.