Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Uniknya Anak-anak: Enak ya, Anaknya Pintar-pintar

24 Maret 2013   19:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:18 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13641027152090543232

Dan aku paham, sangat paham, tentang hal tersebut.

Itu sebabnya aku dan suamiku selalu menyambut dengan tawa ringan apapun komentar anak- anak tentang  sekolah yang menurut mereka 'nggak ada asyik- asyiknya' . Sama sekali tidak fun.

Anak tengah kami menggambarkan situasi sekolahnya dengan kalimat " there's a kind of pressure that nearly reach the boiling point in the air ",  ketika dia menceritakan padaku betapa tertekan rasanya dia dengan suasana sekolahnya. Kalimat yang ternyata walau dulu tak pernah diucapkan oleh kakaknya yang bersekolah di sekolah yang sama, ternyata dengan segera diamini dan disepakati oleh sang kakak.

***

Kami -- aku dan suamiku -- sungguh menyadari, saat sistem yang mapan belum tersedia bagi anak- anak semacam anak- anak kami itu, maka yang dapat kami upayakan hanya bahwa kami sendiri menjadi orang tua yang kuat, yang sedikit demi sedikit dapat menjadi jembatan antara anak- anak unik ini dengan lingkungan, dengan sekolah, dengan beragam hal lain yang mungkin bagi orang lain biasa tapi bagi anak- anak unik ini menimbulkan berjuta pertanyaan dan mungkin ketidak nyamanan. Untuk itulah kami harus dapat menghadapi situasi ini dengan gaya santai, banyak tawa dan seakan- akan apa yang terjadi adalah hal paling normal sedunia yang dialami oleh semua orang.

Urusan mogok sekolah. Pindah sekolah. Menghadapi guru- guru yang tak paham. Para orang tua lain yang ringan mengomentari tanpa mengetahui duduk perkara. Termasuk menghadapi orang- orang yang disebut ahli dalam penanganan anak- anak cerdas berbakat dan cerdas istimewa yang ternyata tak semua baik hati dan tulus. Sebab tak kurang kami menemukan orang- orang semacam itu yang arogan, dan bahkan korup!

Kami harus tetap tampak ringan hati dan kuat agar seakan- akan dunia aman tanpa gejolak untuk membantu anak- anak yang (tentu saja) sebenarnya kebingungan menghadapi itu semua. Terlebih, anak- anak semacam ini biasanya sangat sensitif. Jadi sungguh penanganan terhadap mereka harus dilakukan dengan hati- hati.

Ah, memang tidak pernah mudah menjadi orang tua, ya?

Dan itulah alasannya mengapa sampai hari ini komentar " enak ya, anaknya pintar- pintar " itu selalu hanya kujawab dengan tawa saja. Sebab aku segan menerangkan bahwa karena anak kami pintar- pintar itu maka tak terhitung jumlahnya kami harus berurusan dengan psikolog, tak terbilang pula saat- saat kami harus membujuk seorang anak yang panik dan banjir air mata untuk sekedar berangkat ke sekolah yang menurutnya penuh tekanan dan sama sekali tidak menyenangkan itu...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun