Mesjid Agung Demak mencirikan jenis bangunan dengan arsitektur khas Jawa. Atapnya yang tertutup sirap berbentuk limasan yang terdiri dari 3 tingkat.
Selain ruangan yang merupakan utama Masjid, terdapat pula serambi di bagian depan dan samping masjid. Banyaknya bagian mesjid yang terbuat dari kayu yang memberikan kesan hangat berpadu dengan lantai yang terbuat dari marmer berwarna putih keabuan yang adem.
Bangunan utama Masjid Agung Demak ini ditopang oleh empat buah tiang kayu besar (saka guru), yang dibuat oleh empat dari sembilan Wali Songo. Saka sebelah Tenggara dibuat oleh Sunan Ampel, sebelah Barat Daya buatan Sunan Gunung Jati, sebelah Barat Laut buatan Sunan Bonang, sedangkan saka di Timur Laut dibuat oleh Sunan Kalijaga.
Salah satu saka guru ini unik sebab tidak terbuat dari kayu utuh melainkan disusun dari serpihan kayu dan disebut sebagai saka tatal. Saka tatal di Mesjid Agung Demak dibuat oleh Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga ini adalah anak Arya Wilatikta, Adipati Tuban saat itu.
***
Dan disanalah, di masjid tempat berkumpulnya Wali Sanga inilah aku berada saat itu. Di hari penutup tahun 2012.
Perasaan hangat kembali mengaliri seluruh hatiku.
Aku juga berada di tempat yang sama, di mesjid Agung Demak tersebut saat Tahun Baru Hijriah yang lalu. Adalah suatu kebetulan bahwa aku kembali berada di tempat itu pada hari terakhir tahun Masehi.
Kualirkan air untuk berwudlu.Lalu setelah itu, aku shalat beberapa rakaat.Dan seusai shalat, kulantunkan doa- doa. Kumohon perlindungan Sang Khalik pada kami semua. Kumohonkan kebaikan dan kebahagiaan serta kesejahteraan bagi aku dan orang- orang yang kusayangi: suami dan anak- anakku, orang tua, para saudara serta kawan- kawan yang dekat di hati...
***
Seusai shalat dan berdoa, kulipat mukenaku dan berjalan perlahan meninggalkan mesjid tersebut.