Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengubah Bencana Menjadi Berkah ala Musisi

13 November 2012   02:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:31 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BENCANA adalah tragedi. Bencana biasanya mendatangkan duka. Dan air mata. Namun tahukah Anda kalau bencana bisa diubah menjadi berkah? Bahwa bencana bisa diubah menjadi kebaikan?

Banyak peristiwa yang memperlihatkan bahwa sebuah bencana bisa diambil hikmahnya, untuk diubah guna mendatangkan kebaikan. Seperti yang pernah dialami grup musik legendaris Deep Purple.

Saat itu, 4 Desember 1971, para personil Deep Purple bersiap-siap untuk rekaman. Mereka menyewa studio rekaman mobile milik kelompok Rolling Stones dan memilih lokasi rekaman di Montreux, Swiss, tepatnya di sebuah kompleks hiburan Montreux Casino.

Bencana terjadi ketika grup musik Frank Zappa and The Mothers of Invention mengadakan konser di kasino. Salah satu penonton konser menyulut pistol suar yang membakar atap kasino. Dalam waktu singkat api pun melalap habis kasino dan seluruh bangunan di kompleks itu.

Para personil Deep Purple yang ada di hotel melihat langsung bagaimana kehebohan akibat kebakaran, termasuk bagaimana Claude Nobs, sutradara Montreux Jazz Festival menolong para penonton dari api.

Akibat kebakaran itu Deep Purple tak punya tempat untuk rekaman. Mereka sempat menyewa lokasi di sebuah teater yang disebut The Pavilion. Namun karena terlalu bising, mereka diprotes masyarakat. Personil Deep Purple akhirnya menyewa Montreux Grand Hotel untuk dijadikan studio rekaman.

Peristiwa kebakaran yang baru saja terjadi sangat membekas di benak mereka. Pemandangan ketika asap membumbung dan menutupi Danau Geneva tak mungkin dilupakan. Mereka pun memutuskan untuk ‘mengabadikan’ peristiwa itu dalam sebuah lagu. Dan terciptalah lagu Smoke on the Water.

Awalnya lagu ini menjadi bagian dari album mereka, Machine Head. Belakangan, pada Mei 1973 tembang Smoke on the Water dirilis sebagai single. Ketika diluncurkan, personil Purple pesimis kalau lagu ini akan disukai penggemar. Ternyata, lagu ini disukai, dan sempat menduduki posisi 4 pada tangga lagu bergengsi Billboard di Amerika Serikat, nomor 2 pada tangga lagu Kanada, dan mendongkrak kepopuleran album Machine Head di posisi 10 besar.

[caption id="attachment_216097" align="aligncenter" width="300" caption="Cover single Smoke on the water (foto: wikipedia)"][/caption]

Belakangan, Smoke on the water menjadi salah satu lagu Deep Purple paling terkenal di dunia. Riff gitar pada lagu ini menjadi ‘materi wajib’ bagi anak muda yang ingin menjadi gitaris musik rock. Padahal, menurut gitaris Deep Purple (waktu itu), Ritchie Blackmore, rekan-rekannya tidak terlalu menyukai riff gitar lagu itu yang sangat sederhana. (Saking sederhananya, aku sendiri bisa membawakannya dengan lumayan keren, hehehe).

Kepopuleran lagu Smoke on the water bahkan membuahkan sejumlah rekor. Pada tahun 1994, di Vancouver, British Columbia, Canada, 1.322 gitaris secara bersama membawakan riff lagu ini yang kemudian tercatat dalam Guinness Book of World Records. Rekor ini pecah pada Minggu 3 Juni 2007 di Kansas City ketika 1.721 gitaris membawakan riff lagu itu. Rekor baru itu hanya bertahan 20 hari ketika lebih dari 1.800 warga kota Leinfelden-Echterdingen Jerman secara bersama membawakan riff lagu itu. Pada 1 Mei 2009 di Wrocław, Polandia, rekor kembali terpecahkan ketika 6.346 pemain gitar, termasuk gitaris Deep Purple saat ini, Steve Morse, membawakan lagu ini pada Thanks Jimi Festival.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun