Darah di Wilwatikta berkisah tentang Dhanapati, mantan anggota Bhayangkara Biru. Bhayangkara Biru adalah nama instansi (fiksi) bentukan Mahapatih Gajah Mada yang tugas utamanya menyingkirkan para musuh masyarakat dan kerajaan yang lolos dari jeratan hukum. (Kalau jaman sekarang Bhayangkara Biru itu setara dengan KPK, dengan kewenangan yang lebih luas). Dhanapati memutuskan keluar dari Bhayangkara Biru karena ingin hidup ‘normal’, yakni berkeluarga dengan perempuan yang dikasihi. Namun pilihan Dhanapati harus dibayar mahal. Dia dianggap pengkhianat. Istri dan putranya yang masih bayi tewas dibantai rekan-rekannya sesama anggota Bhayangkara Biru. Dhanapati dibiarkan lolos karena diyakini akan tewas karena terluka parah. Namun Dhanapati tidak tewas karena dia ditolong oleh Kiran, gadis muda yang mahir mengobati. Belakangan diketahui kalau Kiran bukan tabib biasa, namun bagian dari masa lalu yang misterius. Keberadaannya bahkan akan menentukan bagaimana nasib dunia persilatan di Nusantara!!
Selain sarana untuk bersenang-senang, kami juga punya cita-cita muluk. Kami berharap, apa yang kami paparkan bisa menjadi inspirasi untuk teman-teman penggemar cersil untuk bisa juga coba-coba menulis cersil di Kompasiana. Pengalaman kami, menulis cersil itu sangat menggairahkan. Bagaimana memikirkan pertempuran, nama pendekar bahkan nama jurusnya. (Supaya terkesan realistis untuk nama jurus dan ilmu silat kami menggunakan bahasa Sanskerta yang dipadukan dengan Bahasa Kawi). Jika kisahnya sudah tamat (entah kapan), kami juga berencana menerbitkan kisah ini. Setidaknya sudah ada satu penerbit yang ingin menerbitkan kisah ini.
So, tunggu apa lagi, kita bikin cerita silat yuuukkkk…
p.s:
- Tulisan ini merupakan bagian dari naskah buku 66 ‘Jurus Mabuk’ Buat Ngeblog, yang baru saja diterbitkan Elex Media Komputindo
- Kami mengajak kawan- kawan Kompasianer untuk menulis cerita silat di Kompasiana. Buku 66 'Jurus Mabuk' Buat Ngeblog akan disediakan sebagai kenang- kenangan dalam acara ini. Informasi dan syarat- syarat lebih lengkap akan kami muat dalam waktu dekat. Stay tune...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H