Lalu, bahkan saat dia tahu itu, tetap saja dia mengajakku membangun blog cerita silat, padepokanrumahkayu . Dan kuputuskan untuk ( lagi- lagi ) menerima ajakannya.
Fary sendiri bukan penulis cerita silat pemula seperti aku. Selain memang gemar membaca cerita silat, dia juga sudah lama menulis cerita dengan genre ini. Salah satu karyanya, sebuah cerita silat berlatar belakang Minahasa selama bertahun- tahun terbit sebagai cerita bersambung dalam sebuah harian. Cerita itu juga telah dibukukan.
Penulis cerita silat yang telah berpengalaman semacam itulah yang mengajakku menggawangi blog cerita silat bersama...
[caption id="attachment_176825" align="aligncenter" width="339" caption=" Komik Silat ( foto: jadul1972.multiply.com )"]
Kubaca eppisode pertama “Darah di Wilwatikta” itu sekali lagi. Lalu, kuputuskan untuk menghubungi Fary.
“ Aku masih ngga dapat feel-nya, “ begitu kukatakan padanya, “ Belum tau gimana cara nulisnya.”
Fary membalas dengan, “ Tenang aja. Nanti aku lagi yang nulis episode keduanya. “
Dan begitulah…
Episode kedua kemudian ditayangkan.
Kubaca tulisan itu, lalu…
Ide mulai mengalir.