Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Arti Adil?

21 April 2012   16:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:18 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1335028009217907593

Ombak bergulung berkejaran di tepi pantai.

PAGI yang hangat.

“ Mama, “ terdengar suara seorang anak laki- laki bertanya pada ibunya, “Dipta jam berapa sampai di sini nanti? “

Ibunya melirik jam, “ Mungkin setengah jam lagi. Kenapa ? “

Respati, anak laki- laki yang bertanya tadi menjawab , “ Oh, masih cukup waktu untuk bikin PR kalau gitu…”

Ibunya tertawa. “ Ya, bikin dulu saja PRmu, jadi nanti bisa main puas- puas dengan Dipta dan mas Pratama. “

Sang anak mengangguk. Ya, itu juga maksud dia. Dia ingin mengerjakan PRnya sekarang agar nanti tak lagi terganggu saat bermain dengan sepupu- sepupunya yang akan datang berkunjung.

Hari itu hari libur. Dan tiga keluarga beserta anak- anak mereka bersepakat berkumpul untuk menghabiskan hari di rumah orang tua Respati.

Lidah ombak terus menyapa pasir. Air mengalun, membuin dan terpercik berhamburan.

Rumah itu memang letaknya hanya beberapa ratus meter saja dari pantai. Letak perumahan dimana rumah tersebut berada terletak agak tinggi dan menurun ke arah pantai, sehingga pemandangan pantai yang indah tertangkap pandang dari lingkungan sekitar perumahan yang terletak di ketinggian tersebut. Sungguh tempat yang menyenangkan untuk berkumpul di hari libur...

***

[caption id="attachment_176160" align="aligncenter" width="242" caption="( gambar: wisdomcommons.org )"][/caption]

“ Oh, lihatlah itu! “ terdengar suara Dee saat dari mobil yang ditumpanginya kebiruan laut mulai tampak.

Kuti tersenyum.

Dee pecinta pantai dan laut. Dia selalu menemukan banyak tantangan sekaligus kedamaian disana. Dan karena itulah dia mencintai laut. Dee dapat menyalurkan energi sekaligus mendamaikan hati dan pikiran saat berada di sekitar laut.

Rumah yang mereka tuju sudah dekat. Tak lama kemudian mereka telah sampai.

Saat mereka tiba, seorang gadis kecil cantik berambut poni menyambut mereka. Kirana. Si kecil Radya, adik Kirana, mengikuti. Di belakangnya lagi tampak orang tua mereka yang lalu mempersilahkan Kuti, Dee dan Pradipta beserta si kembar Nareswara dan Nareswari untuk memasuki rumah.

“ Wah… sudah ada yang duluan rupanya, “ komentar Kuti ketika mereka masuk ke dalam rumah dan mendapati bahwa Cintya serta Pratama dan kedua orang tuanya sudah lebih dulu tiba di sana.

Dee dan Kuti lalu duduk di antara para orang tua sementara Pradipta dengan segera sudah bergabung bersama para sepupunya. Respati rupanya belum selesai mengerjakan PR-nya karena di hadapannya terbuka sebuah buku dan dia masih terus menulis.

Lalu pada suatu saat terdengar suara Respati bertanya pada Cintya, “ Kak… adil itu artinya sama rata, kan? “

Hmmm, pikir Dee yang mendengar pertanyaan itu diajukan, mungkin Respati sedang belajar tentang keadilan di sekolahnya.

Respati menatap Cintya, menanti jawab.

Cintya, sang gadis remaja yang biasa dipanggil kakak tampak menimbang- nimbang jawabannya, “ Mmm… sebetulnya arti kata adil bukan sama rata begitu...”

Jeda sejenak. Cintya tampak sedang menyusun kata- kata. Dan belum lagi dia berkata- kata, terdengar suara Pratama, “ Adil itu artinya proporsional.”

Respati tampak agak bingung. “ Jadi adil itu bukan sama? Apa artinya proporsional? “

Pratama tidak langsung menjawab.

Proporsional itu artinya ya… sesuai dengan porsinya… “ jawab Pratama.

Respati tampak makin bingung.

“ Adil itu… “ akhirnya terdengar suara Cintya, “ Menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya. “

Respati mengulangi pertanyaannya, “ Jadi adil itu bukan sama? “

Hmmm… Cintya dan Pratama tampak berpikir keras dan kembali terdengar suara Cintya, “ Adil itu ‘sama’ dalam tanda kutip, “ katanya…

“ Maksudnya? “ tanya Respati

Dee dan Kuti tersenyum dalam hati memperhatikan para keponakan mereka berdiskusi. Cepatnya waktu berlalu. Rasanya masih kemarin mereka semua lahir, masuk TK dan ternyata sekarang, beberapa diantara mereka sudah mulai memasuki masa remajanya.

Dee dan Kuti mengedarkan pandang mereka kembali dan mendapati si kecil Pradipta sedang dengan tekun menyimak apa yang sedang dipercakapkan oleh para sepupunya. Ah, dengan segera mereka mengerti, mereka akan harus siap dengan jawaban yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan Pradipta tentang keadilan nanti.

Mmm, bagaimana sebaiknya jawaban yang diberikan jika si kecil nanti bertanya tentang apa artinya adil itu, ya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun