Kuti ingat, pagi itu sekian tahun yang lalu, sang istri dengan tenang tetap meneruskan membuka jendela-jendela, seakan-akan tidak merasakan ada sesuatu yang berbeda.
Dan...
Kuti tersenyum.
Tentu saja dia tak akan lupa. Tingkah istrinya itu membuatnya gemas dan pada akhirnya dengan jahil Kuti menggelitiki pinggang istrinya yang akhirnya bereaksi. Dee mulai tertawa-tawa sambil terus meneruskan membuka jendela.
Kuti tentu saja tahu, istrinya itu sebetulnya juga menikmati peluk hangat yang diberikannya, walau dia tetap meneruskan kegiatannya membuka jendela, dan setelah jendela itu terbuka, seperti yang dilakukannya di banyak hari lain, Dee lalu berdiri di tepi jendela sambil memandang ke luar...
Tak mengherankan.
Lokasi di sekitar tempat tinggal mereka memang indah. Tak heran jika Dee betah berlama- lama berdiri di muka jendela.
Ada hutan cemara yang dapat tertangkap pandang dari sana. Ada deretan gunung berwarna kebiruan di kejauhan. Dan tentu saja, juga ada kupu- kupu yang beterbangan kesana- kemari.
Kuti tersenyum lagi.
Ketika itu, seperti juga saat ini, dia memeluk istrinya dengan erat, diselingi dengan gelitikan iseng di pinggangnya yang membuat Dee menggelinjang dan tertawa geli.
Kuti menemukan banyak kepolosan dalam diri Dee.