Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tari- tarian Diklaim Malaysia, Indonesia Seharusnya Bersyukur...

28 Februari 2012   13:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:47 7223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentang kebudayaan Indonesia...

MEMBACA kegeraman mas Baskoro saat melihat betapa tersia- sianya Reog Ponorogo, aku teringat pada sebuah tulisan senada yang ditulis oleh Fary beberapa tahun yang lalu tentang Tari Pendet.

Mengenai Reog Ponorogo, pada akhir tahun 2007, terjadi kegemparan saat sebuah tarian dengan tampilan mirip Reog yang diberi nama Barongan muncul di website milik Kementerian Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Malaysia. Tarian Barongan tersebut diklaim sebagai warisan Melayu yang dilestarikan di Batu Pahat, Johor dan Selangor, Malaysia.

Bisa diduga, setelah ada klaim dari Malaysia itu, muncul berbagai keberatan, dan lalu hak cipta di tingkat dunia atas Reog Ponorogo segera diurus oleh pihak Indonesia.

Tapi hak cipta ini memang bukan satu- satunya yang perlu diurus. Yang lebih penting lagi, seperti yang dikatakan oleh mas Baskoro, apakah kita memberikan apresiasi Reog Ponorogo itu seperti selayaknya, atau jangan- jangan kita sendiri sebenarnya tak perduli?

Bukan hanya terjadi pada Reog Ponorogo, tapi Tari Pendet yang terkenal itu juga diklaim oleh Malaysia di sekitar tahun 2009 yang lalu.

Tari Pendet merupakan tari selamat datang yang biasa disuguhkan masyarakat Bali kepada para tamu penting yang datang ke Pulau Dewata.

Saat itu ada iklan "Visit Malaysia Year" dimana Tari Pendet yang dibawakan wanita berbusana adat Bali ditayangkan berkali-kali dalam iklan yang disiarkan di beberapa stasiun televisi di dalam dan luar negeri.

Tentu saja gelombang kemarahan di Indonesia muncul menyambutnya.

Ketika itu di blog miliknya, Fary menulis tentang hal tersebut, dan inilah kutipannya...

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun