Barangkali.. menyusuri sungai Thames dengan perahu?
Atau, oh… mungkin akan menyenangkan juga jika bisa berada di puncak London Eye, kincir angin raksasa yang juga terletak tak jauh dari Sungai Thames. Dee membayangkan suasana malam hari dengan lampu- lampu yang gemerlapan dilihat dari puncak kincir yang berputar itu tentu akan sangat indah.
Tapi, Trafalgar Square dengan merpati- merpati yang beterbangan juga tampaknya menyenangkan, ya, pikir Dee.
Dan angannya kembali berkelana. Berpindah dari London ke Liverpool.
Di Formby Point di Liverpool, konon ada pantai yang sangat indah, serta deretan pohon cemara. Pantai, dan pohon cemara… oh, membayangkannya saja Dee sudah senang sekali.
Saat Dee masih terus berkhayal itu, suara sang suami terdengar memecah khayalannya.
“ Sebenarnya ya, Dee, “ kata Kuti kepadanya, “ Yang penting itu bukan tempatnya. Tapi, bersama siapa kita ada di sana. Saat kita berada di suatu tempat bersama orang- orang yang kita cintai, tempat itu akan menjadi tempat terindah dan paling romantis di dunia… “
Dee tertawa. Betapapun pengkhayalnya dia, dia mengerti dan memahami apa yang dikatakan suaminya itu.
Dee memandangi suaminya kembali dengan rasa cinta yang mengalir deras.
Jika impian untuk berada di London atau Liverpool itu belum bisa tercapaipun, dia yakin jika Kuti berulang tahun, dia sudah akan sangat senang jika sang istri serta ketiga malaikat kecil mereka memeluk dan menciumnya dengan hangat untuk mengucapkan selamat ulang tahun di rumah kayu mereka yang penuh cinta dan bersama- sama mereka akan memanjatkan doa agar mereka sekeluarga selalu ada dalam lindunganNya, agar kebahagiaan, kesejahteraan serta kesehatan selalu dilimpahkan pada mereka semua...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H