Mohon tunggu...
Rumah Kayu
Rumah Kayu Mohon Tunggu... Administrasi - Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Ketika Daun Ilalang dan Suka Ngeblog berkolaborasi, inilah catatannya ~ catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Saat Patah Hati

15 Januari 2012   02:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:53 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah itu, bangkitlah.

Bangun, berdiri tegak dan tantanglah dunia.

Dulu, saat masih lajang, aku dan beberapa kawan sesama gadis, seringkali saling menghibur satu sama lain jika salah satu dari kami sedang bersedih sebab kisah cintanya tak berjalan seperti yang diharapkan. Kalimat paling populer yang biasa kami katakan saat itu untuk menghibur hati adalah bahwa ‘the loss is on his side’, dia sendiri yang rugi ( jika nggak jadi ‘jadian’ dengan kami ), hihihi…

Belagu banget, ya?

Ha ha. Mungkin. Tapi bagi kami ketika itu, itulah cara untuk menghargai diri sendiri. Untuk tak terpuruk dan menganggap dunia berhenti berputar sebab tidak ‘jadian’ dengan seorang laki- laki tertentu.

Dan walaupun tetap saja air mata dan darah merembes membasahi hati ( he.. he..), apa yang dikatakan bli Bob itu adalah ‘rumus dasar’ yang selalu kami jalankan. Memangnya kenapa kalau nggak jadi sama si A atau si B, toh kami yakin kami bisa menemukan laki- laki lain yang mencintai dan kami cintai.

Ada satu hal lagi yang dulu biasa kami lakukan jika hati sedang rusuh. Yaitu bukan dengan justru mengurung diri, tapi ‘memaksa’ diri untuk selalu tampil cantik serta memastikan bahwa kami tetap berprestasi baik, sebab kami ingin menunjukkan pada dunia ( dan sang lelaki penghancur hati itu, he he ) bahwa kami tetap bisa hidup dengan baik dengan atau tanpa dia. Perkara begitu banyak air mata yang meninggalkan bercak di bantal saat kami menangis malam- malam, itu tak perlu diumumkan pada khalayak ramai, kan? Ha ha ha…

Lalu, seperti yang juga dikatakan bli Bob, kami dulu juga tidak pernah kehilangan kepercayaan dan harapan sampai perlu mengatakan ‘nggak ada lagi laki- laki baik sekarang ini’, atau semacamnya sebab kami percaya, laki- laki baik itu akan dapat diketemukan.

Yang dulu kami sepakati sebagai rumus dasar lain adalah , jika ingin mendapatkan laki- laki baik, maka kami perlu mendefinisikan dulu dengan jelas apa yang disebut dengan ‘baik’ itu, dan, berperilakulah sebaik itu juga. Sebab laki- laki baik, konon, diciptakan untuk perempuan baik. Begitu pula sebaliknya.

Intinya, mulailah dengan diri sendiri dulu. Kenali diri. Temukan jati diri. Setelah itu, proses ‘seleksi’ akan dengan mudah dilakukan sebab kriterianya sudah jelas. Jika di tengah- tengah proses seleksi itu ada sesuatu yang kurang mulus yang terjadi, ya sudah, lakukan saja tindakan koreksi. Balik badan dan cari jalan sendiri, lalu… cari lagi dan temukanlah sang pangeran dambaan hati itu.

Kami selalu percaya bahwa hal itu bukan ilusi, tapi bisa dilakukan dan ditemukan di dunia nyata. Keyakinan yang belakangan terbukti benar…

** gambar diambil dari: howtogetoverabrokenheart.org **

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun