Jangan lupa satu hal yang paling penting ini: berselingkuh demi 'mabuk forever' bukannya tanpa resiko. Taruhan terbesarnya adalah kehilangan hubungan jangka panjang, cinta klasik yang memang secara natural dimaksudkan alam untuk dimiliki oleh manusia yang akan memberikan kebahagiaan yang sebenarnya.
Kebahagiaan cinta sebenarnya adalah kebahagiaan yang diberikan dari hubungan cinta jangka panjang berjenis cinta klasik. Bukan cinta dengan PEA tinggi yang seru seperti roller coaster.
Maka, sewajarnya, secara logis, kita akan sepakat untuk 'say no pada selingkuh'.
Tapi, jika ada di antara kita yang memang ingin menaiki roller coaster di Dunia Fantasi sepanjang hidupnya, dengan mempertaruhkan kebahagiaan dan ketenangan hidup yang damai dalam jangka panjang, maka itu adalah pilihan hidup.
Jelas bukan pilihan hidup yang akan direkomendasikan.
Dan...
Jika setelah mengetahui semua ini seseorang tetap ingin menjalani itu, jangan lupakan satu hal ini: setiap tindakan ada konsekwensinya. Bersiap- siaplah membayar harga mahal sebagai konsekwensi pilihan tersebut.
Bersiap-siaplah jugalah untuk jejak hitam yang dalam atau luka jangka panjang di hati. Karena, menghapus jejak rasa di hati tak semudah menghapus jejak di bibir...
** Post sebelumnya: http://filsafat.kompasiana.com/2012/01/11/maukah-kamu-menghapus-bekas-bibirnya-di-bibirku-dengan-bibirmu/
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI